Kamis, 2 Oktober 2025

Rusuh di Amerika Serikat

Dorong Lansia Pendukung George Floyd hingga Terbentur Trotoar, 2 Polisi Dirumahkan tanpa Gaji

Aaron Torgalski (39) dan Robert McCabe (32), anggota polisi Buffalo, New York, yang dorong pria lansia kulit putih saat demo bela George Floyd.

Penulis: Ifa Nabila
EPA via bbc.com
Aaron Torgalski (39) dan Robert McCabe (32), anggota polisi Buffalo, New York, yang dorong pria lansia kulit putih saat demo bela George Floyd. 

TRIBUNNEWS.COM - Dua anggota polisi di Buffalo, New York, Amerika Serikat, mendorong seorang lansia pendukung George Floyd bernama Martin Gugino (75) hingga terjatuh dan kepalanya terbentur trotoar hingga berdarah.

Dua polisi itu adalah Aaron Torgalski (39) dan Robert McCabe (32) yang terancam hukuman pidana hingga 7 tahun.

Keduanya saat ini menjalani hukuman dirumahkan tanpa gaji.

Diketahui, Gugino yang merupakan pria kulit putih jatuh setelah didorong anggota polisi saat demo, Kamis (4/6/2020).

Gugino kemudian dilarikan ke rumah sakit dan mengalami cedera serius.

Baca: Polisi Dorong Pria Lansia Kulit Putih Pendukung George Floyd, Jatuh hingga Kepala Terbentur Trotoar

Baca: Kisah Wartawan Kulit Putih Ditindih Polisi saat Demo Bela George Floyd, Dipenjara Bersama 15 Orang

Dikutip Tribunnews.com dari bbc.com, saat itu Torgalski dan McCabe bersama rombongan polisi tengah menertibkan penerapan jam malam selama demo.

Saat itu, keduanya berstatus sebagai Tim Respons Gawat Darurat yang memang diterjunkan untuk menertibkan demo.

Setelah dua polisi itu dirumahkan, anggota tim lain yang berjumlah 57 orangpun ikut keluar dari tim sebagai bentuk solidaritas.

Video menunjukkan seorang pria lansia kulit putih pendukung George Floyd yang didorong oleh polisi hingga terjatuh ke belakang
Video menunjukkan seorang pria lansia kulit putih pendukung George Floyd yang didorong oleh polisi hingga terjatuh ke belakang (Twitter/@WBFO)

Video Gugino jatuh sempat viral

Video detik-detik Gugino jatuh setelah didorong polisi sempat vriral.

Dalam video yang diunggah akun Twitter kantor radio @WBFO, Jumat (5/6/2020), kepala pria lansia itu langsung terbentur beton trotoar dan berdarah.

Sementara rombongan polisi tampak melenggang begitu saja tidak menolong Gugino.

Seorang pendemo yang membawa poster terlihat berusaha menghampiri pria yang tak berdaya itu.

Kemudian dua orang berseragam militer tampak berjongkok di sekitar pria yang tergeletak itu hingga video terhenti.

Dikutip Tribunnews.com dari wivb.com pihak kepolisian menyebut pria itu menghampiri rombongan polisi.

Pihak kepolisian Buffalo menyebut pria itu terluka setelah tersandung lalu jatuh.

Baca: Bintang Film Dewasa Ngaku Sempat Diturunkan dari Pesawat setelah Pidato soal George Floyd

Baca: Wali Kota Washington DC Beri Nama Jalan Black Lives Matter, Tegur Trump soal Kasus George Floyd

Seorang reporter News 4, Chris Horvatits, yang berada di tempat kejadian mengatakan pria itu akhirnya dibawa tim medis masuk ke ambulans.

Dalam pernyataannya, polisi menyebut lima orang pendemo ditangkap dalam demo bela George Floyd di Niagara Square, Kamis (4/6/2020).

Polisi menyebut empat orang ditangkap dengan tuduhan memblokir lalu lintas daerah itu.

Sementara satu orang lainnya ditangkap karena perilaku tidak tertib yang menimbulkan kericuhan dalam demo.

 Jurnalis Kulit Putih Dilumpuhkan Polisi

Selain pria tua tersebut, sempat ada jurnalis kulit putih yang juga mendapat tindak kekerasan dari polisi.

Ia adalah jurnalis dari Huffpost, Christopher Mathias, di New York, AS, Sabtu (30/6/2020).

Namun, Mathias baru menceritakan peristiwa ini pada Rabu (3/6/2020), di mana polisi berusaha melumpuhkannya dengan tindakan serta ucapan kasar.

Dikutip Tribunnews.com dari huffpost.com, Mathias menceritakan kericuhan yang terjadi di New York malam itu.

Mathias menceritakan pendemo yang terkena pukulan tongkat oleh aparat kepolisian.

Polisi berusaha menyerang pendemo yang tidak gentar dan terus meneriakan nama George Floyd.

Para pendemo juga meneriakkan kata kasar kepada polisi sambil naik ke atas bus kota yang ditinggalkan oleh sopirnya.

Pendemo sempat bubar ketika helikopter kepolisian terbang tepat di atas mereka.

Sebagai wartawan, Mathias berusaha merekam peristiwa itu.

Wartawan kulit putih dari Huffpost, Christopher Mathias, dilumpuhkan polisi di New York, AS, Sabtu (30/6/2020).
Wartawan kulit putih dari Huffpost, Christopher Mathias, dilumpuhkan polisi di New York, AS, Sabtu (30/6/2020). (COREY SIPKIN / UPI / NEWSCOM)

"Saya berusaha merekam serangan polisi sambil berjalan mundur bersama sekelompok demonstran, kartu pers saya masih tergantung di leher," ujar Mathias.

Namun, kemudian seorang polisi berlari ke arah Mathias dan menabraknya menggunakan bahu sembari mengusirnya.

"Minggir!" teriak polisi tersebut padahal di sekitar Mathias ada banyak celah longgar.

Mathias pun meneriakkan kata kasar kepada polisi itu hingga polisi kembali ke arahnya.

Polisi itu menekan tongkatnya ke dada Mathias dan mendorongnya hingga jatuh ke trotoar.

Polisi lainpun ikut berusaha melumpuhkan Mathias.

"Saya tidak tahu ada berapa banyak polisi yang menindih saya, tapi ada banyak," ungkap Mathias.

Sekujur tubuh Mathias pun ditekan ke jalan oleh para polisi untuk melumpuhkan sang wartawan.

"Lutut atau kaki polisi menekan kepala dan leher saya ke jalan. Tangan mereka menarik kaki dan tangan saya ke arah lain, sementara suara yang lain meneriakkan permintaan yang mustahil," paparnya.

Dalam kondisi sekujur tubuh ditekan ke jalan, Mathias masih diminta agar meletakkan kedua tangannya ke belakang punggung.

Bahkan Mathias yang tak berdaya juga diteriaki agar tidak melawan.

Mathias berusaha meminta para polisi untuk melihat kartu persnya.

"Saya memberitahu mereka bahwa saya adalah seorang wartawan. Saya memohon kepada mereka untuk mengambil ponsel saya, yang mana sudah jatuh selama percekcokan," ternangnya.

Seorang polisi pun meneriakkan kata kasar kepada Mathias karena dianggap banyak omong.

Mathias akhirnya diborgol dan dipaksa berdiri oleh seorang polisi yang kembali meneriakkan kata kasar kepadanya.

Mathias terus memohon untuk diambilkan ponselnya yang berisi rekaman liputannya hari itu namun polisi menolaknya.

Ia kemudian diseret ke kantor polisi dan dikumpulkan bersama para demonstran yang sudah tertangkap sebelumnya.

Ia juga ditempatkan di dalam penjara bersama 15 orang lainnya yang didominiasi orang kulit hitam.

Seorang pendemo kulit putih mengalami patah kaki dan meringkuk di lantai tahanan.

Pendemo itu memohon agar diberikan tindakan medis dan pihak polisi menyebut pertolongan akan segera datang.

Hingga tengah malam, Mathias dipindahkan ke kantor polisi lain kemudian diproses dan dibebaskan.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved