Beberapa Hal yang Menyebabkan Hubungan AS-China Makin Memanas di Laut China Selatan
Padahal, masalah antara kedua pihak terkait perang dagang, virus corona, serta Hong Kong juga masih jauh dari kata usai.
2. Memperebutkan cadangan minyak dan gas alam di dasar Laut China Selatan
Selama beberapa dekade, AS telah menjamin kebebasan navigasi di perairan Asia, berpatroli di laut dengan tujuan untuk mempertahankan prinsip bahwa tidak ada negara berdaulat yang akan mengalami gangguan dari negara lain.
Hal ini ditanggapi China dengan mengerahkan kekuatan militernya.
Namun, Mantan Komandan Sekutu Tertinggi NATO dan pensiunan Angkatan Laut AS, Laksamana James Stavrdis dalam opininya di Bloomberg mengungkapkan, sebenarnya, baik AS maupun China tengah memperebutkan cadangan minyak dan gas alam di dasar Laut China Selatan.
Menurut Stavrdis, China telah mengklaim sebagian besar Laut China Selatan merupakan laut teritorialnya.
Dan saat hubungan China dan AS memburuk dipicu virus corona dan faktor politik, di mana tahun ini pemilihan presiden AS, peluang konflik dengan China meningkat.
Stavrdis menjelaskan, LCS menjadi titik nyala yang dapat memicu perang AS-China didasarkan banyak penyebab selain yang sudah dituliskan sebelumnya.
Dasar-dasar historis klaim China terhadap wilayah ini kembali ke pelayaran laksamana Zheng He abad ke-15. Stavrdis menulis tentang laksamana Zheng dalam buku terbarunya "Sailing True Nort".
Kendati begitu, Stavrdis mengatakan, China tidak memiliki dasar hukum untuk mengklaim seluruh Laut China Selatan sebagai danau pribadi mereka.
Klaim China ini telah ditolak dengan tegas oleh semua negara yang berada di sekitar badan air ini dan pengadilan internasional.
Untuk melawan klaim China, Angkatan Laut AS melakukan apa yang disebut kebebasan patroli, yang menunjukkan bahwa Laut China Selatan adalah perairan internasional, atau laut lepas.
3. Sama-sama mengerahkan armada militer
Asia Times memberitakan, aksi AS di Laut China Selatan ditujukan untuk menggarisbawahi komitmennya terhadap keamanan kawasan maritim.
Dalam beberapa minggu terakhir, AS telah meningkatkan latihan angkatan lautnya di daerah maritim yang disengketakan, termasuk latihan bersama antara Angkatan Udara AS dan Marinir di Laut China Selatan serta latihan perang kapal selam di Laut Filipina yang bersebelahan.
Pada akhir April, Pentagon mengerahkan kapal perang USS Bunker Hill, USS America, dan USS Barry ke Laut China Selatan.