Rabu, 1 Oktober 2025

Polisi yang Injak Leher George Floyd hingga Meninggal, Beberapa Kali Dapat Tindakan Disipliner

Polisi yang menginjak seorang pria kulit hitam di Minneapolis, AS, George Floyd, beberapa kali mendapat tindakan disipliner dan keluhan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
CBS Evening News
Derek Chauvin, anggota kepolisian yang menginjak leher George Floyd, kerap mendapatkan keluhan hingga berujung tindakan disipliner. 

Namun, dia menambahkan siapapun dapat mengajukan keluhan terhadap petugas, baik itu sah atau tidak.

Apalagi bila polisi itu lebih banyak bertugas di publik, maka akan lebih banyak juga keluhan yang mungkin didapatkan.

Bagaimanapun juga, catatan disipliner yang dimiliki seorang polisi tidak lepas dari pemeriksaan saat proses hukum.

Investigasi atas kematian George Floyd dipimpin langsung oleh FBI.

Chauvin (44) yang menginjak Floyd menolak berkomentar ketika dihubungi pers.

Begitu pula dengan tiga polisi lainnya.

Adik perempuan George Floyd, Bridgett Floyd, menginginkan semua petugas di tempat kejadian didakwa melakukan pembunuhan.

"Mereka membunuh saudaraku. Dia menangis minta tolong," kata Bridgett Floyd.

Di sisi lain, Federasi Petugas Kepolisian Minneapolis meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru menghakimi sebelum semua video diteliti dan laporan pemeriksa medis dirilis.

"Tindakan dan protokol pelatihan petugas akan diperiksa dengan cermat setelah petugas memberikan pernyataan mereka," kata pihak kepolisian.

Perwira polisi Chauvin bergabung dengan Akademi Kepolisian Minneapolis pada Oktober 2001 silam.

Kematian George Floyd karena Diinjak Polisi Disebut Rasisme oleh Selebriti dan Pengunjuk Rasa di AS
Kematian George Floyd karena Diinjak Polisi Disebut Rasisme oleh Selebriti dan Pengunjuk Rasa di AS (Good Morning America)

Baca: Siapa George Floyd yang Tewas Diinjak Polisi? Sosok Penyayang hingga Tagar BlackLivesMatter Trending

Baca: Kematian George Floyd Picu Demonstrasi, 1 Orang Tewas saat Protes, Diduga Pencuri

Dia memiliki catatan laporan penggunaan kekuatan dan setidaknya satu gugatan yang berkaitan tuduhan pelanggaran hak konstitusional federal tahanan.

Pada 2006, Chauvin adalah satu dari enam petugas dari Third Precinct yang menindak penikaman Minneapolis.

Polisi mengatakan, Wayne Reyes menikam temannya dan pacarnya dan kemudian mengancam akan membunuh mereka semua menggunakan senapan.

Keenam polisi termasuk Chauvin mengejar Reyes yang melarikan diri dan melepas beberapa tembakan hingga dia meninggal.

Tidak jelas apakah Reyes membuat ancaman verbal atau fisik, yang jelas semua petugas, termasuk Chauvin, diberikan cuti selama investigasi, yang merupakan protokol standar.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved