Virus Corona
Melanggar Lockdown, 23 Warga di Malaysia Kena Hukuman Denda Rp 3,5 Juta
Hukuman denda itu sesuai dengan aturan pada Undang-undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2020
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - 23 orang di Malaysia dihukum denda masing-masing sebesar 1.000 ringgit (sekitar Rp 3,5 juta) karena melanggar lockdown untuk membatasi penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Kantor Berita Malaysia, Bernama, Rabu (27/5/2020) melaporkan 23 warga itu kedapatan melakukan pertemuan Hari Raya Idul Fitri di sebuah rumah di Simpang Setia Jaya Guar Chempedak, Gurun di Yan, tadi malam.
Baca: 70 Ribu Lebih WNI Telah Pulang dari Malaysia, Kebanyakan Lewat Jalur Laut
Kepala Kepolisian Distrik Yan, Shahnaz Akhtar Haji mengatakan 23 orang itu telah melanggar aturan lockdown atau perintah pengendalian pergerakan (MCO).
Dia menegaskan, hukuman denda itu sesuai dengan aturan pada Undang-undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2020.
"Tim patroli polisi diberitahu adanya pertemuan pada pukul 20.30 waktu setemoat. Polisi menemukan 23 orang, mereka berusia antara 19 hingga 25 tahun," jelasnya.
Menurut dia, ada seorang diantara mereka ada perempuan.
Sebagaimana diketahui, lockdown atau MCO di Malaysia telah diperpanjang hingga 9 Juni mendatang.
Pemerintah Malaysia sudah tidak mempebolehkan lagi masyarakat untuk melakukan tradisi kunjungan Idul Fitri pada hari kedua bulan Syawal, Senin (25/5/2020) di Malaysia.
Karena hari kedua Syawal sudah kembali pada perintah pembatasan pergerakan (MCO) atau lockdown tanpa pelonggaran.
Pemerintah Malaysia hanya memungkinkan kunjungan Idul Fitri pada hari pertama, Minggu (24/5/2020). Tapi tetap di bawah prosedur operasional standar (SOP) pemberlakuan MCO.
Di antaranya membatasi pengunjung hanya 20 orang, social distancing dan menjaga kebersihan.
Menurut Bernama, mayoritas warga menjalani lebaran Idul Fitri secara normal baru.
Sebagai contoh, mesjid, Surau dan kuburan yang biasanya ramai dikunjungi pada hari pertama Syawal setiap tahun, kini sunyi dan tanpa orang.
Sebaliknya, banyak umat Muslim salat Idul Fitri di rumah bersama anggota keluarga.
Selain itu, banyak juga melakukan 'kunjungan virtual' melalui teknologi dengan membuat panggilan video untuk bisa terhubung dengan orang yang mereka cintai.
Menteri Luar Negeri Hishammuddin Tun Hussein mendesak umat Islam untuk merayakan Idul Fitri dalam cara normal baru dengan hati yang terbuka.
"Meskipun 1 Syawal tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, setelah penyebaran Covid-19, setidaknya kita masih bisa menikmati dan memiliki kesempatan untuk merayakan di lingkungan yang aman dan damai," ujarnya dalam video yang upload di halaman Instagram, Minggu (24/5/2020).
"Saya mengerti, banyak yang sedih tidak dapat kembali ke kampung halamannya untuk merayakan Idul Fitri bersama orang tua, tapi saya harap kita bisa latihan kesabaran dalam menerima direktif ini dengan hati yang terbuka."
"Tetapi pada saat yang sama, ini tidak berarti bahwa kita tidak dapat membina ikatan yang lebih dekat dengan keluarga, kerabat, dan teman kita. Kita juga dapat merayakannya secara normal baru dengan melakukan doa dengan anggota keluarga di rumah dan membuat panggilan video dengan keluarga dan teman yang jauh, "katanya.
Menteri Perumahan dan Pemerintah Daerah Zuraida Kamaruddin mengingatkan warga Malaysia untuk menghindari pemborosan makanan dan mempraktikkan budaya manajemen yang lebih berkelanjutan untuk mencegah dan meminimalkan pemborosan ketika beradaptasi dengan gaya hidup normal baru selama dan setelah Covid-19.
Menteri Komunikasi dan Multimedia Saifuddin Abdullah juga menyampaikan selamat Hhari Raya yang diunggah di akun Facebook dan Twitter miliknya.
"Selamat Hari Raya 1441H. Minal ' Aidin Wal-Faizin. Maaf lahir dan batin. Jangan lupa untuk berlatih hidup normal baru, mengurus diri sendiri dan menjalani social distancing. Bersama-sama, mari kita hentikan penyebaran wabah Covid-19, "tulis Saifuddin, yang juga mengunggah gambar keluarganya.
Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan istrinya, Siti Hasmah Mohd Ali dalam video ucapan hari Raya Idul Fitri menyarankan masyarakat untuk mematuhi MCO selama pandemi Covid-19 selama perayaan lebaran.
"Idul Fitri tahun ini tidak seperti biasa, kita tidak bisa berkeliling mengunjungi teman dan anggota keluarga, tetapi harus merayakan di rumah masing-masing karena wabah Covid-19 yang telah menyebar ke seluruh negeri."
"Kami menyadari, penting untuk mematuhi MCO, jika tidak infeksi akan menyebar. Jadi meskipun kita kecewa tahun ini Hari Raya tidak seperti biasanya, insya Allah jika kita mampu mengurangi kurva Covid-19, kita mungkin bisa merayakan seperti biasa tahun depan," tambahnya.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan kerjasama publik dalam mematuhi SOP pada 1 Syawal sangat diperlukan untuk membantu memutuskan mata rantai Covid-19.
Kesadaran masyarakat pada kebutuhan untuk mematahkan rantai infeksi jelas terlihat dari survei National Security Council (NSC) yang dilakukan pada 18 Mei, yang menunjukkan bahwa 74 persen dari 215.712 responden memilih untuk tidak menerima tamu selama perayaan Idul Fitri.
Bahkan, hanya 20 persen memilih untuk merayakan Idul Fitri dengan kerabat terdekat, tidak dari rumah yang sama.
Sementara hanya enam persen memilih untuk merayakannya dengan kerabat yang jauh serta dengan tetangga mereka.
Meskipun survei menunjukkan masyarakat lebih suka untuk merayakan Idul Fitri dalam cara yang aman, masyarakat perlu diingatkan untuk merayakan 1 Syawal tidak berlebihan, supaya pihak berwenang setempat tidak datang ke rumah mereka karena melanggar SOP.
Baca: Pelaku Penyebar Video Syur Diduga Mirip Syahrini Terancam 12 Tahun Penjara
Karena polisi kerajaan Malaysia (PDRM) dan angkatan bersenjata Malaysia (MAF) akan terus melakukan patroli.
Jika ada banyak kendaraan di luar rumah, maka mereka akan memeriksa lokasi untuk melihat berapa banyak orang yang ada di dalam. (BERNAMA)