Nenek 77 Tahun Bersepeda Keluar Rumah demi Beli Sarapan untuk Suaminya, Tapi Ia Tak Pernah Kembali
Nenek 77 Tahun Bersepeda Keluar Rumah demi Beli Sarapan untuk Suaminya, Tapi Ia Tak Pernah Kembali
Menurut Penang Kini, almarhum bukanlah orang yang benar-benar berjiwa sosial bahkan sejak muda.
Terakhir kali keluarganya melihatnya pada pukul 8.30 malam pada tanggal 13 Maret.
Almarhum meminta izin kepada orang tuanya untuk pergi ke rumah temannya di Tangkak, Johor.
Namun, dua hari kemudian, ketika ibunya menelepon ponselnya, dia tidak pernah mengangkatnya.

Ibunya berpikir bahwa anaknya itu mungkin sedang bersenang-senang dengan temannya sehingga dia tidak khawatir.
Hari berikutnya, yaitu 16 Maret, sang ibu menelepon sepupu almarhum yang bekerja di tempat yang sama dengan anaknya.
Namun sang sepupu berkata bahwa almarhum tidak bekerja.
Biasanya, ia akan kembali ke rumah bagaimanapun caranya.
Di ambang kepanikan, sang ibu menghubungi teman anaknya di Tangkak.
Namun mereka berkata rencana pergi mereka gagal.
Diketahui kemudian bahwa almarhum pergi ke Ampang sendirian.
Orang terakhir yang melihatnya adalah seorang teman di Ampang.
Almarhum dilaporkan meninggalkan Ampang pada jam 3 pagi.
Laporan orang hilang diajukan pada 17 Maret dan keluarga menggunakan ke media sosial untuk meminta bantuan dari netizen.

Kakak perempuan almarhum pergi dari rumah sakit ke rumah sakit untuk mencoba dan mengidentifikasi korban kecelakaan mobil tanpa identitas tetapi tidak berhasil.
Dia juga akan mengemudi perlahan di jalan raya untuk melihat apakah ada jejak sepeda motor adiknya di dekatnya.
Hari-hari berubah menjadi minggu dan sudah sebulan pencarian, tapi belum juga membuahkan hasil.
Pada hari ke-42 hilangnya almarhum, keluarga akhirnya menemukannya di selokan.
Polisi kemudian mengirim jasadnya ke Rumah Sakit Tunku Jaafar di Seremban untuk diautopsi.
Kasus ini kemudian diklasifikasikan sebagai kematian mendadak.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)