Minggu, 5 Oktober 2025
Deutsche Welle

Selatan Afrika Tanggapi Kemunculan ‘Khilafah Islam‘ di Mozambik

Perang demi Kekhalifahan Islam yang dilancarkan kelompok Ahlu Sunnah wa-Jamo di Mozambik memicu kekhawatiran negara-negara jiran.…

Exxon Mobil Corp dan Total SA termasuk yang berinvestasi paling banyak dalam proyek gas di timur laut Mozambik, dengan total nilai mencapai USD 60 miliar. Menurut laporan Bloomberg, pemerintah di Maputo meyakini cadangan sumber daya alam di Cabo Delgado akan mampu menarik aliran dana investasi senilai 100 miliar Dollar AS dalam 25 tahun ke depan.

Namun HRW juga mewanti-wanti adanya tindak represif aparat keamanan yang mencatat serangkaian kasus pelanggaran HAM di provinsi tersebut. Sejak 2018 pemerintah melarang aktivitas media di dalam provinsi. Jurnalis yang tetap nekat menyambangi kawasan konflik di Cabo Delgado, ditangkap militer atau polisi.

Aparat keamanan juga dituduh melakukan pembunuhan di luar hukum dan penyiksaan terhadap tahanan.

Agama sebagai katalisator

Layaknya kawasan lain yang kaya sumber daya alam di Afrika, limpahan gas di Cabo Delgado turut membawa petaka berupa kemiskinan dan ketimpangan ekonomi, klaim organisasi kemanusiaan.

Dalam sebuah pertemuan di Universitas Katholik di Pemba, Agustus 2019 silam, tujuh organisasi kemanusiaan terbesar di Mozambik meyakini kedua faktor tersebut sebagai akar konflik yang berpotensi menjalar menjadi bencana kemanusiaan.

Provinsi berpenduduk dua juta orang itu termasuk yang paling miskin di Mozambik. Lembaga bantuan AS, USAID, mencatat setidaknya 67% penduduk Cabo Delgado tidak mampu membaca atau menulis.

Temuan cadangan gas raksasa dan kehadiran perusahaan multinasional sejak dua dekade silam turut melambungkan harapan tinggi generasi muda akan datangnya kemakmuran.

Namun ketika harapan urung menjadi kenyataan, mereka lantas menjadi rentan bujukan kelompok militan. Agama diyakini menjadi katalisator bagi luapan amarah warga terpinggirkan.

“Kemiskinan yang luas tumbuh bersama ekspektasi sosial yang tinggi, tapi mengecewakan, dan memicu lahirnya konflik,” tulis ketujuh LSM yang mencakup organisasi keagamaan dan sosial, dalam keterangan pers-nya.

Kesimpulan serupa juga dihimpun Jerry Maquenzy dan Joao Feijo dalam sebuah studi pada tahun 2019 untuk lembaga nirlaba, Observatorio do Meio Rural.

rzn/as (ap, afp, rtr, dw, deutschlandfunk, allafrica, hrw, cdm)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved