Rabu, 1 Oktober 2025

Meski Tak Ada Vaksin, Donald Trump Bersikeras Buka Lockdown AS

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan Amerika Serikat akan tetap dibuka meski tidak ada vaksin.

Penulis: Ika Nur Cahyani
MANDEL NGAN / AFP
Presiden AS Donald Trump berbicara saat pengarahan harian tentang virus corona di Brady Briefing Room di Gedung Putih Washington, DC. pada 23 April 2020 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan Amerika Serikat akan tetap dibuka meski tidak ada vaksin.

Dia menyamakan proyek vaksin yang dijuluki 'Operation Warp Speed' dengan upaya Perang Dunia II untuk menghasilkan senjata nuklir pertama di dunia.

Tetapi Trump menjelaskan bahwa bahkan tanpa vaksin, orang Amerika harus mulai kembali ke kehidupan mereka seperti biasa, sebagaimana dikutip dari BBC

Baca: Bakrie-Ithaca Bangun Industri Metanol Senilai 2 Miliar Dolar AS di Kaltim

Baca: Pejabat AS yang Dicopot Presiden Trump Beber Fakta Bahaya Musim Dingin Nanti

(Ilustrasi Amerika Serikat Minta Tanggung Jawab China) Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tentang virus corona baru, COVID-19, di Taman Mawar Gedung Putih pada 15 April 2020, di Washington, DC.
(Ilustrasi Amerika Serikat Minta Tanggung Jawab China) Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tentang virus corona baru, COVID-19, di Taman Mawar Gedung Putih pada 15 April 2020, di Washington, DC. (Mandel NGAN / AFP)

Sebab banyak ahli meragukan vaksi Covid-19 akan selesai dalam waktu satu tahun.

Pada konferensi pers di Gedung Putih Jumat (15/5/2020) lalu, Trump menjelaskan kinerja Operation Warp Speed.

Proyek ini akan dimulai dengan studi pada 14 kandidat vaksin yang menjanjikan, demi mempercepat menelitian dan persetujuan.

"Itu berarti besar dan berarti cepat," katanya tentang Operation Warp Speed.

"Sebuah upaya ilmiah, industri, dan logistik besar-besaran tidak seperti apa pun yang telah dilihat negara kami sejak Proyek Manhattan," tambahnya.

Trump menunjuk seorang jenderal Angkatan Darat dan mantan eksekutif kesehatan untuk memimpin operasi.

Sementara itu kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta ditunjuk untuk menemukan dan mendistribusikan vaksin.

Moncef Slaoui, yang sebelumnya memimpin divisi vaksin di perusahaan raksasa farmasi GlaxoSmithKline akan memimpin proyek ini.

Sedangkan Jenderal Gustave Perna yang mengawasi distribusi untuk Angkatan Darat AS akan menjabat sebagai chief operating officer.

Slaoui mengatakan dia yakin bahwa beberapa ratus juta dosis vaksin akan diberikan pada akhir 2020 ini.

Padahal sebelumnya Slaoui mengatakan bahwa deadline pengerjaan vaksin ini sangat ambisius.

Baca: Hasil Studi: Tes Cepat Covid-19 yang Dipuji Trump Banyak Hasilkan Negatif Palsu

Baca: Rick Bright Ungkap Kekurangan Alat Medis, Donald Trump Mengkritik: Dia Tidak Puas

Banyak ahli mengatakan vaksin adalah satu-satunya hal yang akan memberi orang Amerika kepercayaan diri untuk sepenuhnya membuka kembali perekonomian tanpa adanya tes yang meluas.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved