Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Banyak Warga yang Terinfeksi Covid-19 di Rusia Namun Angka Kematian Sangat Rendah

Pada Rabu (14/5/2020) pemerintah Moskow membalas tudingan itu dengan mengatakan cara penghitungan mereka sudah akurat.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Hasanudin Aco
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Seorang wanita muda mengenakan masker, berjalan di Lapangan Merah. Katedral St. Basil. Moskow. Rabu (25/3/2020). Di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus corona COVID-19 yang mengunci sepertiga bagian dunia, (AFP/Alexander NEMENOV) 

TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Rusia mencatat kasus serta lonjakan infeksi yang tinggi, namun jumlah kematian akibat Covid-19 tergolong sangat rendah.

Fakta ini menimbulkan pertanyaan tentang kebenaran laporan statistik Kremlin.

Tetapi pada Rabu (14/5/2020) pemerintah Moskow membalas tudingan itu dengan mengatakan cara penghitungan mereka sudah akurat.

Otoritas Kota Moskow mengatakan, lebih dari 60 persen orang yang meninggal setelah tertular virus corona pada April lalu dianggap meregang nyawa akibat penyakit lain, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera

Baca: Industri Maskapai Rusia Dapat Stimulus 316 Juta Dolar AS untuk Bertahan Selama Pandemi

Mobil-mobil bergerak perlahan di sepanjang jembatan di kemacetan lalu lintas di pusat kota Moskow pada 6 Maret 2020. Pemerintah Rusia keluarkan aturan ancaman 5 tahun penjara bagi warganya yang tidak karantina mandiri Virus Corona selama 14 hari.
Mobil-mobil bergerak perlahan di sepanjang jembatan di kemacetan lalu lintas di pusat kota Moskow pada 6 Maret 2020. Pemerintah Rusia keluarkan aturan ancaman 5 tahun penjara bagi warganya yang tidak karantina mandiri Virus Corona selama 14 hari. (Yuri KADOBNOV/AFP)

Dari 2.212 korban jiwa akibat virus korona di Rusia, Moskow menyumbang 1.232 diantaranya.

Seperti diketahui, ibukota Moskow memang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di negara pecahan Soviet ini.

Sementara itu menurut pantauan Tribunnews, Jumat ini angka kematian Rusia mencapai 2.305.

Departemen Kesehatan Moskow berdalih Rusia memperlakukan korban jiwa Covid-19 berbeda dari negara lainnya.

Pihaknya mengatakan, setiap kematian yang dicurigai berhubungan dengan Covid-19 akan diadakan pemeriksaan post-mortem.

"Oleh karena itu, diagnosis post-mortem dan penyebab kematian yang dicatat di Moskow pada akhirnya sangat akurat, dan data kematian benar-benar transparan," katanya.

"Tidak mungkin kematian selain Covid-19 dinamai demikian."

"Jadi misalnya, pada lebih dari 60 persen kematian penyebabnya jelas karena berbagai alasan seperti kegagalan pembuluh darah (seperti serangan jantung), penyakit ganas tahap empat, leukemia, penyakit sistemik yang melibatkan kegagalan organ, dan penyakit fatal lainnya yang tidak dapat disembuhkan," tambahnya.

Para pejabat mengatakan 639 orang di Moskow telah meninggal pada April lalu.

Korban-korban ini dianggap pemerintah meninggal akibat langsung dari virus corona dan komplikasinya seperti pneumonia.

Pada Rabu (13/5/2020) lalu Rusia mencatat penambahan kasus infeksi corona sebanyak 10.000 lebih.

Hingga menjadikan Rusia sempat bertengger di posisi kedua angka infeksi terbanyak di dunia, setelah Amerika Serikat.

Sejatinya lonjakan sebanyak 10.000 ini sudah terjadi selama beberapa hari di Rusia.

ILUSTRASI - Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19.
ILUSTRASI - Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19. (ERIN BOLLING / US ARMY / AFP)

Jumat (15/5/2020) ini total kasus infeksinya menduduki posisi ketiga di dunia, yakni sebanyak 252.245.

Pemerintah Rusia mengatakan tingginya jumlah kasus yang dicatat adalah hasil dari program pengujian besar-besaran.

Adapun sudah ada lebih dari enam juta tes yang dilakukan Rusia sejauh ini.

Menteri Kesehatan, Mikhail Murashko mengatakan lebih dari 100.000 pasien sekarang dirawat di rumah sakit dengan konfirmasi atau diduga terinfeksi corona.

Sementara itu, menteri kesehatan mengatakan hampir 1.500 pasien corona saat ini menggunakan ventilator.

Baca: Dua Gadis Korban Perkosaan Terancam Didenda Karena Jalan-Jalan Saat Lockdown di Rusia

Jumlah kematian tidak resmi oleh petugas medis dimulai dari sekelompok dokter Rusia yang mendaftarkan 174 nama pada Rabu lalu.

Termasuk diantara nama-nama itu berasal dari negara tetangga, Belarus.

Petugas kesehatan mengeluhkan kekurangan APD dan mengatakan petugas medis yang terinfeksi corona di Rusia lebih tinggi daripada di tempat lain.

Menyoal barita tentang keraguan angka kematian Rusia, kantor berita Interfax pada Rabu lalu melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Rusia meminta dua surat kabar Barat mencabut berita itu.

Kemenlu mengatakan dua media itu telah memuat informasi yang salah.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved