Virus Corona
Di Tengah Pandemi, Warga Palestina di Tepi Barat Lempari Tentara Israel dengan Batu hingga Tewas
Di tengah pandemi virus corona, arga Palestina nekat menewaskan tentara Israel di Tepi Barat, Selasa (12/5/2020).
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah pandemi virus corona, warga Palestina nekat menewaskan tentara Israel di Tepi Barat, Selasa (12/5/2020).
Pihak berwenang menambahkan, polisi melukai warga Palestina yang mencoba menusuk staf keamanan di sebuah pos pemeriksaan.
Diketahui, tentara Israel bernama Amit Ben Yigal (21) tewas setelah kepalanya dipukul dengan batu yang dilempar dari atap desa Yabad, dekat Jenin.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, saat kejadian berlangsung, pasukan khusus mundur setelah menahan empat buronan Palestina.
Pada Selasa malam, tentara Israel mengatakan, pasukan kembali ke desa dan mencari pelempar batu tersebut.
Secara terpisah, melalui cuitan Twitternya, Netanyahu mengatakan, Israel akan menyelesaikan masalah dengannya.
Diwartakan kantor berita resmi Palestina WAFA, sebelumnya warga Yabad bentrok dengan pasukan Israel, yang menembakan gas air mata dan peluru karet.
Baca: Kepiluan Ramadan bagi Warga Palestina di Tengah Pandemi Corona, Banyak Pengangguran dan Masjid Sepi
Baca: Tahanan Palestina di Penjara Israel Tewas Karena Tidak Dapat Perawatan Medis
Mencoba Menikam Staf Keamanan
Lebih jauh, warga Palestina dikabarkan mencoba menikam staf keamanan Israel di pos pemeriksaan Qaladiya, dan ditembak.
Lokasi tersebut berada sekira 50 kilometer ke selatan di perbatasan Tepi Barat.
Juru Bicara kepolisian Israel mengatakan, tidak ada orang Israel yang terluka.
Kunjungan Pompeo

Lebih lanjut, Palestina mengatakan menginginkan Tepi Barat sebagai bagian dari negara masa depan dan mengganggap pemukiman Israel di sana ilegal.
Seperti halnya sebagian besar kekuatan dunia berpikiran demikian.
Namun, Israel dan AS membantah pandangan tersebut.
Sebagaimana diketahui, upaya perdamaian yang didukung AS antara kedua belah pihak hancur pada 2014 lalu.
Langkah teritorial yang diusulkan Israel di Tepi Barat diharapkan akan dibahas selama kunjungan satu hari pada hari Rabu oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Pompeo dijadwalkan bertemu Netanyahu serta mitra koalisi yang ditunjuk Perdana Menteri, Benny Gantz.
"Kami (juga)berharap dapat meyakinkan kepemimpinan Palestina," kata Pompeo kepada surat kabar Israel Hayom dalam sebuah wawancara.
"Mereka harus terlibat dengan Israel berdasarkan Visi Trump untuk Perdamaian," ungkap Pompeo.
Presiden Donald Trump Luncurkan Rencana Baru

Secara terpisah, Presiden Donald Trump meluncurkan rencana baru untuk Israel-Palestina pada Januari.
Tetapi pemerintahannya telah diboikot oleh Palestina, yang melihat bias dalam langkah-langkah seperti pengakuannya atas Yerusalem pada 2017 sebagai ibukota Israel.
Rencana itu, yang secara tegas ditolak oleh Palestina.
Ini memberi Israel lampu hijau untuk mencaplok permukiman Yahudi dan wilayah strategis Tepi Barat.
Baca: Pesawat Israel Dilaporkan Menumbuk Pos Militer Milisi di Suriah
Baca: Daftar 7 Negara Timur Tengah yang Mulai Longgarkan Lockdown: Iran, Lebanon, hingga Israel
Bagi sebagian besar komunitas internasional, tindakan Israel akan menjadi pelanggaran berat hukum internasional.
Tak sebatas itu, tapi juga menghancurkan harapan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Hal ini juga dapat semakin mengobarkan ketegangan regional.
Menjelang tengah hari, 16 warga Palestina telah ditangkap di daerah Jenin, kata para pejabat Palestina.
Sebagai catatan, Palestina dan Israel telah membatasi gerakan mereka, pada tingkat tertentu, mereka bekerja sama dalam langkah-langkah menanggapi krisis virus corona.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)