Rabu, 1 Oktober 2025

Virus Corona

India Longgarkan Lockdown Meski Infeksi Virus Corona Meningkat

India melonggarkan beberapa pembatasan lockdown virus corona pada Senin, (4/5/2020) ketika laju infeksi virus corona meningkat.

Editor: bunga pradipta p
AFP/SAJJAD HUSSAIN
ILUSTRASI - Pekerja migran India berjalan kaki pulang ke desanya sambil membawa kipas angin, saat pemerintah memberlakukan lockdown, sebagai tindakan pencegahan atas penyebaran virus corona baru Covid-19 di New Delhi, Sabtu (28/3/2020). Pada 28 Maret 2020 puluhan ribu pekerja migran India beserta keluarganya 28 berjuang memasuki bus yang dikelola negara bagian terpadat di India, untuk membawa mereka ke kampung halaman mereka di tengah pandemi virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM - India melonggarkan beberapa pembatasan lockdown virus corona pada Senin, (4/5/2020).

Kebijakan tersebut diberlakukan bahkan ketika laju infeksi virus corona meningkat.

Padahal pembukaan kembali ini menarik banyak orang.

Mengutip dari Time, Senin (4/5/2020), lockdown hampir lima minggu pada 1,3 miliar populasi India menyebabkan kesulitan besar ekonomi bagi orang miskin India.

Sebagaimana diketahui, banyak yang tidak bisa tinggal di kota tanpa bekerja.

Beberapa tingkat lockdown akan berlanjut setidaknya hingga 18 Mei 2020 mendatang.

Baca: Lockdown India Diperpanjang Sampai 17 Mei 2020, Pemerintah Umumkan Aturan Baru

Baca: Positif Covid-19, Enam WN India Dirawat di RS Pulau Galang

ILUSTRASI - Pekerja migran India berjalan kaki pulang ke desanya sambil membawa kipas angin, saat pemerintah memberlakukan lockdown, sebagai tindakan pencegahan atas penyebaran virus corona baru Covid-19 di New Delhi, Sabtu (28/3/2020). Pada 28 Maret 2020 puluhan ribu pekerja migran India beserta keluarganya 28 berjuang memasuki bus yang dikelola negara bagian terpadat di India, untuk membawa mereka ke kampung halaman mereka di tengah pandemi virus corona. AFP/SAJJAD HUSSAIN
ILUSTRASI - Pekerja migran India berjalan kaki pulang ke desanya sambil membawa kipas angin, saat pemerintah memberlakukan lockdown, sebagai tindakan pencegahan atas penyebaran virus corona baru Covid-19 di New Delhi, Sabtu (28/3/2020). Pada 28 Maret 2020 puluhan ribu pekerja migran India beserta keluarganya 28 berjuang memasuki bus yang dikelola negara bagian terpadat di India, untuk membawa mereka ke kampung halaman mereka di tengah pandemi virus corona. (AFP/SAJJAD HUSSAIN)

Kehidupan Normal

Dibukanya lockdown belum tentu membuat kehidupan kembali normal.

Meski upaya seperti mengenakan masker, menjaga jarak sosial dan standar kebersihan yang ketat, beberapa daerah beresiko rendah atau tanpa kasus tetap berlanjut.

Sementara itu kendala pergerakan dan pekerjaan terjadi di tempat lain.

New Delhi merupakan hot spot penyebaran vius corona di India.

Di New Delhi, para pekerja konstruksi, pengemudi Uber dan wiraswasta seperti pembantu rumah tangga kembali bekerja.

Selama lockwdown, hanya bisnis yang dianggap penting, seperti toko kelontong, bank dan apotek, yang buka.

Di India, penjualan alkohol dilarang selama masa lockdown.

Tetapi pada Senin, (4/5/2020) serangkaian bisnis yang lebih luas diizinkan.

Sayangnya tidak semua tetap menjalankan social distancing saat tempat umum.

Di toko minuman keras lain di Old Delhi, daerah yang biasanya sangat padat, sekitar 200 calon pembeli saling dorong satu sama lain untuk masuk.

Polisi memegang tongkat bambu mereka untuk membubarkan kerumunan.

Neeraj Mehta pergi ke toko minuman keras di East Delhi, tetapi kerumunan orang membuatnya takut.

"Pemerintah seharusnya menutup toko minuman keras jika orang banyak akan berkumpul," katanya.

Pekerja Migran

Lebih jauh, para pekerja migran melarikan diri dari kota-kota India secara massal ketika lockdown mulai berlaku 25 Maret 2020.

Banyak di antara mereka terdampar di jalan dan dikarantina oleh pemerintah negara bagian.

Para pekerja migran itu bepergian dengan layanan kereta api khusus ke desa-desa asal mereka.

Pihak kereta api mengatakan akan mengenakan tarif yang sangat disubsidi, tetapi pemimpin politik oposisi Sonia Gandhi mengatakan partai Kongres akan menanggung biayanya.

"Ribuan pekerja migran dan buruh terpaksa berjalan pulang beberapa ratus kilometer dengan berjalan kaki tanpa makanan, tanpa obat-obatan," kata Gandhi dalam sebuah pernyataan.

"Tanpa transportasi, tanpa apa pun kecuali keinginan untuk kembali ke keluarga dan orang-orang yang mereka cintai," tambahnya.

Sebagai catatan, berdasarkan data lembaga think tank Brookings, tingkat infeksi virus corona di Inida tumbuh pada 5,5 persen dibandingkan dengan 4,7 persen dua hari lalu.

“Kasus aktif sekarang tumbuh di 5,5 persen jadi dua kali lipat setiap 13 hari," tulis Shamika Ravi, seorang rekan Brookings Institution dalam cuitan Twitter.

"Tidak baik. Manajemen hotspot (penahanan dan pelacakan kontak dan pengujian) harus jauh lebih baik, ” tambahnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved