Virus Corona
Covid-19 Merebak di Penjara Filipina yang Padat, Lebih dari 300 Kasus Dikonfirmas dari Balik Jeruji
Lebih dari 300 kasus Covid-19 telah dikonfirmasi di antara mereka yang berada di balik jeruji besi di Filipina.
"Meski demikian, kami tidak akan menganggap remeh klaim ini dan akan menyelidiki lebih lanjut," terangnya.
"Daripada mengeluarkan penolakan dan retort, otoritas penjara seharusnya hanya mengeluarkan informasi tentang kematian orang yang mencurigakan dalam tahanan mereka," kata Phil Robertson, Wakil Direktur HRW untuk Asia.
Sedikit Pengujian
Secara terpisah, mengetahui tingkat penularan yang tepat di fasilitas penahanan dipersulit oleh tingkat pengujian yang rendah.
Selain itu keterlambatan dalam melepaskan hasil tes dan diagnosis anumerta yang diduga pasien Covid-19.
Departemen Kesehatan telah di bawah pengawasan ketat atas keengganannya untuk melaksanakan pengujian massal.
Menunduk pada tekanan publik setelah dokumen yang bocor menunjukkan bahwa para politisi melompati garis untuk menguji diri dan anggota keluarga mereka.
Pemerintah memulai program pengujian yang diperluas dan bertujuan menguji sekitar 8.000 orang per hari.
Departemen kesehatan mengatakan pihaknya bekerja sama dengan otoritas penjara untuk mengimplementasikan "tes yang ditargetkan" di penjara.
Palang Merah Internasional Dirikan Fasilitas Karantina
Lebih jauh, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah mendirikan fasilitas karantina di penjara-penjara tertentu untuk mengisolasi tahanan dengan gejala Covid-19.
Saat ini, area isolasi dapat menampung sekitar 500 pasien.
Sebagia catatan, ICRC bekerja dengan pihak berwenang untuk membangun lebih banyak.
Manajer program Health in Detention untuk ICRC Harry Tubangi memberikan komentarnya.
"Bulan-bulan musim panas akan membawa penyakit musiman seperti infeksi kulit, diare dan flu, yang selanjutnya dapat memperburuk masalah ini," kata Harry Tubangi.
Negara-negara lain seperti Myanmar dan Indonesia telah sementara membebaskan tahanan untuk melindungi dari penyebaran virus.
Bulan lalu, Al Jazeera melaporkan, Iran membebaskan sekira 85.000 tahanan .
Di Filipina, petisi untuk pembebasan beberapa tahanan mendapat perlawanan.
"Kepadatan di fasilitas penjara tidak termasuk alasan untuk membebaskan tahanan," kata Jaksa Agung Jose Calida bulan lalu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)