Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Boris Johnson Peringatkan Risiko Lonjakan Korban Jiwa Inggris Bila Lockdown Buru-buru Dilonggarkan

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyerukan kepada warganya untuk bersiap dengan pandemi yang beresiko tinggi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
Tolga AKMEN / AFP
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersama tunangannya Carrie Symonds pergi setelah menghadiri Layanan Persemakmuran tahunan di Westminster Abbey di London pada 09 Maret 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyerukan kepada warganya untuk bersiap dengan pandemi yang beresiko tinggi.

Ini disampaikan Johnson pada konferensi pers Senin (27/4/2020) lalu.

Pernyataannya ini bermaksud agar warga Inggris agar lebih sabar menghadapi kuncian nasional ini, sebagaimana dikutip dari BBC

Baca: Seminggu Dirawat karena Covid-19, PM Inggris Boris Johnson Pulih dan Sudah Kembali Bekerja

Baca: Boris Johnson Mulai Kerja Hari Ini, Dihadapkan Pro Kontra Pembukaan Sekolah dan Bisnis di Inggris

Senin lalu, untuk pertama kalinya setelah berminggu-minggu absen, Johnson kembali berbicara tanpa diwakili Menlu Dominic Raab.

Dia mengatakan kucian tidak akan berakhir cepat dan semua perubahan yang terjadi akan ditetapkan hari-hari mendatang.

Johnson mengatakan dia memahami kekhawatiran dari pemilik bisnis yang tidak sabar untuk mengakhiri penguncian.

Tetapi membuka negara terlalu cepat bisa menyebabkan lonjakan kedua kasus infeksi dan menyebabkan lebih banyak kematian.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat konferensi pers virus corona di Inggris, Kamis (19/3/2020).
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat konferensi pers virus corona di Inggris, Kamis (19/3/2020). (AFP/POOL/LEON NEAL)

Selain itu dia menegaskan resiko bencana ekonomi dan akan ada pembatasan baru yang berlaku.

Kendati demikian Johnson mengatakan bahwa Inggris sudah melewati puncak pandemi.

Dia berpegang pada fakta berkurangnya pasien rawat inap di rumah sakit dan juga pasien Covid-19 yang masuk ICU.

Sementara itu, beberapa layanan NHS di Inggris diberhentikan semua kecuali untuk perawatan khusus misalnya kanker.

Keluarga NHS atau staf medis yang ada di garda terdepan dan staf perawatan sosial yang meninggal karena Covid-19, akan diberi kompensasi sejumlah uang.

Dana itu akan dibayarkan pemerintah dan nominalnya adalah 60.000 pound atau sekitar Rp 1,1 miliar.

Tiga Perawat Inggris Positif Covid-19, Sebelumnya Pakai Kantong Sampah sebagai APD
Tiga Perawat Inggris Positif Covid-19, Sebelumnya Pakai Kantong Sampah sebagai APD (The Sun)

Pernyataan ini muncul di saat kematian corona harian di Inggris mencapai lebih dari 360 orang.

Jadi kini total korban jiwa akibat Covid-19 di Inggris sejumlah 21.092 orang.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved