Virus Corona
Donald Trump Sebut Boris Johnson Mulai Enerjik, Membaik Pascaterinfeksi Covid-19
"Dia menelepon saya beberapa hari yang lalu. Saya beritahu kepada anda bahwa suaranya terdengar luar biasa," katanya
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan kepada awak media di Gedung Putih bahwa kondisi Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mulai pulih.
Ia mengaku terkejut mendengar suara Johnson yang terdengar memiliki berenergi selama mereka melakukan panggilan telepon.
Baca: Pernyataan Kontroversial Trump: Suntikkan Disinfektan ke Dalam Tubuh dan Sinar UV Basmi Covid-19
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (24/2/2020), Trump menilai, kembali pulihnya stamina Johnson lantaran pemimpin Inggris itu dikabarkan telah pulih secara cepat pasca dirawat intensif setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19).
"Dia menelepon saya beberapa hari yang lalu. Saya beritahu kepada anda bahwa suaranya terdengar luar biasa, saya benar-benar terkejut," kata Trump dalam agenda briefing harian di Gedung Putih, Kamis waktu setempat.
Menurutnya, Johnson sangat bersemangat untuk kembali mengemban tugas negaranya.
"Johnson sudah siap kembali bekerja, saya sangat senang menyampaikan ini kepada kalian, energinya luar biasa, dorongan semangatnya luar biasa," jelas Trump.
Perlu diketahui, Johnson sebelumnya dikabarkan telah dinyatakan positif terinfeksi corona pada 27 Maret lalu.
Ia pun dirawat di rumah sakit selama 10 hari, karena gejalanya tidak berkurang.
Pengganti mantan PM Inggris Theresa May itu akhirnya menjalani perawatan intensif sebelum dipulangkan dari rumah sakit pada 12 April lalu.
"Saya pikir ia baik-baik saja. Ia sangat energik, cukup luar biasa," papar Trump.
Donald Trump merupakan pemimpin asing pertama yang diajak bicara Johnson setelah keluar dari rumah sakit.
Selama panggilan telepon pada hari Selasa lalu, mereka menekankan pentingnya kerja sama lebih lanjut antara AS-Inggris untuk memperlambat penyebaran wabah.
Baca: Harga Minyak WTI Naik Lebih Dari 20 Persen, Diperdagangkan pada 16,6 Dolar AS Per Barel
Selain itu kerja sama lanjutan antara kedua negara ini juga penting demi mencapai kesepakatan perdagangan bebas bilateral.
Karena semakin dekatnya batas waktu periode transisi Brexit pada 31 Desember mendatang.