New York Pertimbangkan Cabut Lockdown Meski Korban Jiwa Covid-19 Masih Banyak
Pandemi corona atau Covid-19 banyak menjangkiti dan terus membuat korban jiwa baru di negara bagian New York.
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi corona atau Covid-19 banyak menjangkiti dan terus membuat korban jiwa baru di negara bagian New York.
Pada Minggu lalu saja, terdapat 758 kematian dalam hari itu.
Namun Gubernur New York, Andrew Cuomo mulai mempertimbangkan untuk mencabut lockdown meski tren pandemi di sana sedang pada puncaknya.
Sebanyak 700 lebih kematian pada Minggu lalu menggenapi enam hari berturut-turut New York menghadapi penambahan korban jiwa yang banyak.
Rekor pertamanya pada 9 April lalu, yakni 799 kematian.
Mengutip Bloomberg, jumlah keseluruhan korban jiwa atas Covid-19 di sana mencapai 9.385.
Baca: Peneliti Shanghai dan New York: Virus Covid-19 Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Seperti HIV
Baca: Petugas Pemakaman di New York Cerita Banyaknya Warga Korban Corona yang Dimakamkan Tiap Hari
Departemen Kesehatan mencatat 188.694 kasus infeksi, sekira sepersepuluh kasus yang dilaporkan dunia.
"Bisakah kamu mati rasa pada angka-angka ini?" tanya Cuomo pada konferensi pers di Albany.
"Semua orang adalah wajah dan nama dan keluarga yang menderita."
Sebagai kepala negara bagian yang menjadi episentrum Covid-19 di AS ini, Cuomo ingin beralih membuka pembatasan sosial yang ada.
Mengutip New York Times, pada Senin (13/4/2020) lalu Cuomo mengumumkan dia dan enam aliansi enam gubernur Northeastern tengah mempertimbangkan pencabutan lockdown.

Langkah ini tampaknya merupakan teguran pada Presiden AS, Donald Trump secara implisit.
Para gubernur dari New Jersey, Connecticut, Pennsylvania, Delaware, Massachusetts dan Rhode Island mengatakan mereka akan mulai menyusun rencana sejumlah pembukaan di wilayahnya.
Antara lain bisnis dan sekolah serta seberapa cepat memungkinkan orang kembali bekerja dengan aman.
Kendati demikian, belum jelas kapan waktu itu akan terjadi.