Virus Corona
Negara Lain sedang Perangi Virus Corona, Korea Utara Malah Luncurkan Rudal
Rudal jelajah jarak pendek itu diuji coba ke laut antara Semenanjung Korea dan Jepang
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Di tengah banyak negara melawan pandemi virus corona atau Covid-19, Korea Utara justru melakukan uji coba rudal jelajah jarak pendeknya.
Melansir Kontan.co.id, rudal jelajah jarak pendek itu diuji coba ke laut antara Semenanjung Korea dan Jepang, Selasa (14/4/2020).
Baca: WHO: Virus Corona 'Covid-19' 10 Kali Lebih Mematikan Daripada Flu Babi
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, peluncuran rudal yang diyakini sebagai rudal jelajah jarak pendek itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian tes senjata oleh Korea Utara.
Militer Korea Selatan saat ini terus memantau perkembangan lebih lanjut.
Dan, pejabat intelijen Korea Selatan juga Amerika Serikat (AS) masih melakukan analisis atas peluncuran rudal tersebut.
Mengutip Reuters, Kepala Staf Gabungan Korea Selata menyebutkan kepada wartawan, rudal itu terbang sejauh 150 kolometer. Beberapa pesawat militer Korea Utara juga tampak terlibat dalam latihan itu.
Korea Utara telah melakukan latihan militer selama berminggu-minggu, termasuk beberapa peluncuran rudal balistik jarak pendek dalam beberapa pekan terakhir.
Baca: 373 WNI Positif Virus Corona di Luar Negeri: 57 orang Sembuh dan 15 Meninggal Dunia
Bulan lalu, Korea Utara menembakkan sembilan rudal balistik dalam empat putaran tes.
Pada Minggu (12/4/2020), media pemerintah Korea Utara melaporkan, Pemimpin Kim Jong Un telah mengunjungi pangkalan udara dan mengamati latihan jet tempur melakukan duel udara dengan pesawat musuh.
Klaim negaranya bebas virus corona

Di tengah pandemi yang meresahkan negara-negara di dunia itu, Korea Utara mengklaim tidak ada satu kasus virus corona di negaranya
Melansir Kontan.co,id, seorang pejabat kesehatan senior di Pyongyang bersikeras, Korea Utara benar-benar bebas dari virus corona.
Klaim ini tetap diutarakan meskipun di luar negeri, kasus infeksi global hampir mencapai satu juta.
Melansir AFP, Korut yang sudah terisolasi dan memiliki senjata nuklir, dengan cepat menutup perbatasannya pada Januari setelah virus pertama kali terdeteksi di negara tetangganya China.
Selain itu, Korut juga memberlakukan tindakan pengamanan yang ketat.
Pak Myong Su, direktur departemen anti-epidemi Markas Besar Darurat Anti-epidemi Darurat Korut, menegaskan upaya tersebut telah sepenuhnya berhasil.
"Sejauh ini tidak ada satu orang pun yang terinfeksi virus corona di negara kami," kata Pak kepada AFP.
Dia juga bilang, "Kami telah melakukan tindakan preemptive dan ilmiah seperti inspeksi dan karantina untuk semua personel yang memasuki negara kami dan sepenuhnya mendisinfeksi semua barang, serta menutup perbatasan dan memblokir jalur laut dan udara."
Seperti yang diketahui, hampir setiap negara di dunia telah melaporkan kasus virus corona.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, hampir satu juta kasus infeksi yang dikonfirmasi secara global per Rabu (1/4/2020).
Selain dari China, Korea Selatan juga merupakan salah satu negara dengan kasus epidemi awal terburuk dibanding negara lain.
Para ahli mengatakan, Korut sangat rentan terhadap virus karena sistem medisnya yang lemah, dan para pembelot menuduh Pyongyang menutupi wabah tersebut.
Komandan militer AS di Korea Selatan, Jenderal Robert Abrams, mengatakan bulan lalu, bahwa dia cukup yakin Korea Utara telah mengkonfirmasi kasus-kasus virus itu.
Sementara itu, mengutip New York Times, banyak pengamat Korea Utara meragukan klaim negara tersebut yang mengaku tidak memiliki kasus virus corona.
"Kurangnya peralatan pengujian mungkin berarti secara harfiah membuat Korut belum mendeteksi satu kasus pun," kata Dr. Kee B. Park, dosen Harvard Medical School, yang sudah lama bekerjasama dengan dokter-dokter Korut untuk memperbaiki sistem kesehatan di negara tersebut.
Dr. Park menambahkan, "Mereka memiliki kasus, tetapi mereka tidak tahu cara mendeteksinya. Jadi mereka bisa mengatakan, 'Belum ada satu kasus pun di negara kami'."
Beberapa pakar juga menuding Korea Utara menyembunyikan kasus wabah di negaranya untuk menjaga ketertiban.
Baca: Update Corona Dunia, 2 April 2020: 10 Negara dengan Jumlah Kasus Covid-19 Tertinggi
"Adalah kebohongan besar ketika mereka mengatakan mereka tidak memiliki kasus," kata Seo Jae-pyoung, sekretaris jenderal Asosiasi Cacat Korea Utara yang berbasis di Seoul kepada New York Times.
"Hal terakhir yang diinginkan Korea Utara adalah kekacauan sosial yang mungkin meletus ketika Korea Utara menyadari bahwa orang sedang sekarat karena epidemi tanpa obat."
Update kasus virus corona secara global
Melansir Kompas.com, jumlah pasien kasus corona di dunia, hingga Selasa (14/4/2020) pukul 16.31 WIB mencapai 1.933.883 kasus.
Dalam rentang waktu 24 jam, jumlah kasus terkonfirmasi bertambah lebih dari 74.000 kasus.
Pasalnya, pada Senin (13/4/2020) pukul 16.19 WIB, kasus terkonfirmasi mencapai 1.858.800 kasus.
Dari 1,93 juta orang yang positif terinfeksi Covid-19, 120.435 di antaranya meninggal dunia dan 456.563 dinyatakan sembuh.
Terdapat 210 negara dan wilayah di seluruh dunia yang telah melaporkan Covid-19.
Selain itu, pandemi juga menyebar di dua transportasi angkut Internasional, yakni Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang dan Kapal pesiar MS Zaandam Holland America.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Lagi, Korea Utara luncurkan rudal saat negara lain berperang lawan corona