Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Perdana Menteri Jepang akan Umumkan Darurat Corona, Namun Tidak 'Lockdown' Sejumlah Kota

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan dia berencana akan mengumumkan keadaan darurat Covid-19.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Times of India
Ilustrasi masker - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan dia berencana akan mengumumkan keadaan darurat Covid-19. 

Sementara itu, lebih dari 3.500 kasus corona tercatat secara nasional bersamaan dengan 73 kematian.

Worldometers pada Senin (6/4/2020) mencatat ada 3.654 infeksi dan 85 korban jiwa.

Kendati demikian banyak pasien corona di Jepang berhasil sembuh yakni 575.

Berdasarkan undang-undang yang diamandemen baru-baru ini, deklarasi kondisi darurat akan memberi otoritas lokal kekuatan hukum untuk meminta masyarakat tinggal di rumah, menutup sekolah, dan bisnis.

Masyarakat akan diminta untuk tidak pergi ke luar, kecuali berbelanja bahan makanan dan membatasi kegiatan lainnya.

Tetapi otoritas tidak diperkenankan menerapkan lockdown seperti negara lainnya, memberikan denda atau hukuman.

Setidaknya tempat umum yang mengumpulkan kerumunan dihentikan sementara.

Konstitusi, yang tunduk pada kebebasan sipil, tidak mengizinkan pemerintah untuk menuntut individu tinggal di rumah.

Jika bisnis tidak bekerja tanpa alasan sah, otoritas bisa memberikan instruksi yang lebih kuat daripada permintaan.

Namun tidak ada hukuman yang dijatuhkan pada mereka yang menolak untuk ikut.

Masih di hari yang sama, tim ekonomi baru dibentuk di Badan Keamanan Nasional Jepang.

"Saya berharap tim akan memberikan yang terbaik dalam mencegah penyebaran virus dengan menghilangkan perpecahan vertikal antara lembaga-lembaga pemerintah."

"Dan tidak terikat pada preseden dalam menangani masalah-masalah utama, seperti langkah-langkah perbatasan yang fleksibel dan pergerakan orang-orang," kata Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga.

Tempat penyewaan video/film di Tsutaya Shibuya ramai antrean, Minggu (5/4/2020) jam 10 pagi.
Tempat penyewaan video/film di Tsutaya Shibuya ramai antrean, Minggu (5/4/2020) jam 10 pagi. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Perdana Menteri Abe beberapa kali dikritik karena belum mengumumkan situasi darurat wabah.

Keraguan ini disinyalir karena Jepang ingin menyelenggarakan Olimpiade Tokyo 2020 tepat waktu.

Namun pada akhir Maret lalu, Komite Olimpiade memutuskan untuk menunda pertandingan hingga 2021 setelah berkonsultasi dengan otoritas.

Menteri Kebijakan Ekonomi dan Fiskal, Yasutoshi Nishimura, mengatakan penutupan ini tidak sama dengan kota yang tertutup.

"Saya berencana dengan hati-hati menjelaskan apa yang akan berbeda dan apa yang sama setelah deklarasi," ujarnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved