Virus Corona
Kurang Sumber Daya, Penduduk Asli Amerika Memiliki Risiko Lebih Tinggi terhadap Covid-19
Jumlah kematian akibat virus corona meningkat di Navajo, Amerika. Para ahli yang mengamati dari dekat pandemi tersebut tidak terkejut dengan hal itu.
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kematian akibat virus corona meningkat di Navajo, Amerika.
Para ahli yang mengamati dari dekat pandemi tersebut tidak terkejut dengan hal tersebut.
Dilansir ABC News, hampir satu dekade yang lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melihat alasan flu H1N1 membunuh empat kali jumlah penduduk asli Amerika dibandingkan penduduk lainnya.
The 2009 Study , ditugaskan oleh 12 negara, menemukan bahwa tingkat kematian astronomis tinggi di antara penduduk asli Amerika dari H1N1.
Sebagian besar karena kesehatan kesenjangan seperti diabetes, penyakit jantung dan asma, dan masih sangat banyak, serta lazim di masyarakat asli Amerika.
Lebih jauh, Direktur Program Penyakit Menular untuk Pusat Kesehatan Indian Amerika Johns Hopkins, Laura Hammitt, telah mengikuti tren itu pada tahun 1918.

Baca: Update Corona Global 5 April 2020: Spanyol Melejit di Urutan Kedua, 6.969 Kasus Baru Total 126.168
Sebelumnya, flu Spanyol hampir menghancurkan komunitas penduduk asli Amerika waktu itu.
"Jika Anda berpikir tentang flu 1918 atau influenza H1N1 2009, selama pandemi virus pernapasan itu, kami melihat bahwa anak-anak dan orang dewasa asli Amerika memiliki tingkat kematian dan penyakit yang jauh lebih tinggi," ungkap Hammit.
"Terkadamg, dalam beberapa kasus, empat hingga lima kali lebih tinggi daripada populasi AS pada umumnya, "kata Hammitt.
Mengapa? Kombinasi kondisi kesehatan berisiko tinggi, kata Hammitt.
Tak hanya itu saja, dampak kemiskinan dan tantangan jarak sosial yang ditimbulkan oleh situasi hidup juga penuh rasa sesak.
Namun kenyataan yang sebenarnya adalah meskipun terpaut 100 tahun antara flu Spanyol dan H1N1.
Serta dekade antara H1N1 dan virus corona, risiko-risiko masih sama lazimnya bagi penduduk asli Amerika dan masyarakat di seluruh negeri menghadapi tantangan serupa.

Hammitt mengatakan Bangsa Navajo dan Layanan Kesehatan Indian melakukan pekerjaan terbaik dalam menanggapi krisis dengan sumber daya yang mereka miliki.
Tetapi masih ada kekhawatiran, mengingat berapa banyak populasi berisiko tinggi.