Virus Corona
Uni Eropa Minta Maaf Tak Bisa Penuhi Janji Bantuan 100 Miliar Euro Ke Italia untuk Atasi Corona
Padahal, bantuan yang dijanjikan itu mungkin saja tidak akan pernah terealisasikan karena mendapatkan hambatan dari anggota Uni Eropa itu sendiri
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL - Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen meminta maaf kepada Italia karena menjanjikan 100 miliar Euro demi membantu negara itu bangkit dari keterpurukan karena mewabahnya virus corona (Covid-19).
Padahal, bantuan yang dijanjikan itu mungkin saja tidak akan pernah terealisasikan karena mendapatkan hambatan dari anggota Uni Eropa itu sendiri.
Baca: Fakta Unik Islandia, Negara di Benua Eropa yang Bebas Nyamuk
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (3/4/2020), pernyataan tersebut ia sampaikan dalam surat resmi yang diterbitkan oleh surat kabar Italia La Repubblica, pada Kamis kemarin waktu setempat.
"Hari ini Uni Eropa memang sedang bergerak bersama Italia, namun bantuan tidak selalu berjalan lancar," ujar Leyen.
Ia pun mengakui Uni Eropa tidak terlalu cepat merespons kebutuhan banyak negara anggotanya terkait penyebaran corona ini.
"Harus diakui bahwa pada hari-hari awal krisis, dalam menghadapi kebutuhan terkait respons bersama negara-negara Eropa, terlalu banyak yang hanya memikirkan masalah mereka sendiri." kata Leyen.
Namun, ia segera meminta maaf terkait sikap lambatnya itu dan memuji 'bantuan' yang diberikan negara-negara anggota UE untuk Italia.
"Dalam sebulan terakhir, Komisi Eropa tidak melewatkan untuk memenuhi kebutuhan bisnis demi membantu Italia," tegas Leyen.
Kendati Leyen telah meminta maaf, hal itu tidak membuat Italia senang.
Seorang politisi Italia menyampaikan sikap tidak terkesannya dan mendesak Uni Eropa agar tidak hanya berbicara, namun membuktikan bahwa mereka ada untuk serikat pekerja.
Sementara itu, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyampaikan kepada televisi Spanyol La Sexta yang dibutuhkan saat ini adalah respons yang cepat dan tepat untuk bisa menangani dampak corona.
"Saya meyakini bahwa setiap orang pada akhirnya akan menyadari, bahkan di negara-negara (anggota Uni Eropa) itu, bahwa sebenarnya respons yang cepat, kuat dan tertib merupakan satu-satunya solusi. Respons yang lambat tentunya akan terasa tidak berguna," tegas Conte.
Tanggapan serupa datang dari Ketua Liga Oposisi partai politik paling populer di Italia, Matteo Salvini.
Dalam akun Twitternya, ia mengejek permintaan maaf dari petinggi Uni Eropa itu.
"Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen telah meminta maaf hari ini ke Italia, sebenarnya ia bisa memikirkan langkah bantuan ini lebih cepat. Namun dari Eropa, yang kita dapatkan hanyalah kata-kata dan 'nol substansi'," cuit Salvini.
Sementara itu, Von der Leyen pun mencoba menjawab melalui beberapa kebijakan yang ditambahkan dalam pernyataan maafnya.
Ia menggulirkan gagasan paket keuangan baru untuk memberikan subsidi gaji pada perusahaan-perusahaan yang tengah terdampak corona.
Skema yang dijuluki SURE itu akan memberikan total pinjaman sebesar 100 miliar Euro atau senilai 109 miliar dolar Amerika Serikat (AS) kepada negara-negara anggota UE untuk mencegah terjadinya PHK secara besar-besaran.
Komisi Uni Eropa akan mengambil pinjaman di pasar keuangan internasional, kemudian meminjamkan dana tersebut kepada negara anggota.
Terutama kepada mereka yang memiliki perekonomian terdampak parah.
Kendati demikian, untuk merealisasikan skema itu, UE membutuhkan jaminan sebesar 25 miliar Euro atau senilai 27 miliar dolar AS dari semua anggotanya.
Rencana ini bisa benar-benar diimplementasikan jika mendapatkan persetujuan dari semua negara anggota UE.
Pekan lalu, negara-negara Uni Eropa telah berselisih terkait gagasan serupa yakni mengeluarkan eurobond atau disebut sebagai 'coronabonds'.
Gagasan ini dalam bentuk utang yang didukung Uni Eropa untuk membantu negara-negara anggota agar bisa keluar dari resesi dan menopang pengeluaran mereka dalam bidang perawatan kesehatan.
Gagasan Coronabonds ini sebenarnya telah didukung oleh negara-negara yang paling terpengaruh corona, seperti Italia, Spanyol dan Prancis.
Namun negara anggota yang lebih kaya, termasuk Jerman dan Belanda sangat menentang gagasan untuk menerbitkan obligasi bersama dengan negara-negara yang dililit hutang.
Baca: All New Jeep Cherokee Siap Dijual, Harga Mulai dari Rp 1,5 Miliar
Italia dan Spanyol pun mendapatkan penawaran untuk menggunakan Mekanisme Stabilitas Eropa yang memberikan bantuan keuangan bersyarat kepada negara-negara yang berada dalam situasi kesulitan keuangan yang parah.
Namun tawaran ini ditanggapi sinis oleh Salvini yang tidak ingin Jerman dan Belanda datang untuk meminta uang dari warga Italia.