Rabu, 1 Oktober 2025

Virus Corona

Akibat Social Distancing, CEO Aplikasi Zoom Raup Keuntungan Bersih Rp 33 Triliun dalam 3 Bulan

Akibat Social Distancing, CEO Aplikasi Zoom Raup Keuntungan Bersih 33 Triliun Rupiah dalam 3 Bulan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ifa Nabila
play.google.com
Ilustrasi Aplikasi Zoom 

TRIBUNNEWS.COM - Eric Yuan, founder atau CEO dari Zoom Video Communications Inc. meraih keuntungan bersih lebih dari 2 miliar dollar Amerika atau setara dengan 33 triliun rupiah hanya dalam waktu 3 bulan, Fortune melaporkan.

Pendapatan itu diraihnya akibat dari tingginya penggunaan aplikasi Zoom karena social distancing.

Akibat pandemi corona atau Covid-19, pasar saham di seluruh dunia jatuh bebas.

Pemerintah juga harus bergulat dalam pembatalan seluruh industri.

Namun hal itu tidak terjadi pada Zoom.

Baca: Cara Download Aplikasi Zoom di Laptop dan Ponsel untuk Rapat Online Melalui Video Conference

Aplikasi teleconference Zoom Cloud Meetings
Aplikasi teleconference Zoom Cloud Meetings (ZOOM)

Seperti yang dilansir Black Enterprise, permintaan dan penggunaan aplikasi Zoom justru meroket.

Zoom memungkinkan penggunanya mengadakan konferensi virtual dan pertemuan web, yang menjadi alternatif paling bijak agar orang-orang masih bisa "bertemu" meski tidak secara langsung.

Social distancing, atau yang kini disebut physical distancing, menjadi standar yang ditetapkan pemerintah untuk beberapa bulan ke depan demi menekan penularan virus corona.

Banyak pekerjaan telah beralih ke konferensi telepon atau video sebagai pengganti pertemuan langsung di kantor.

Baca: Zoom Bantah Menjual Data Pribadi Penggunanya ke Facebook

Pendidik di semua tingkatan kelas untuk guru dan siswa juga beralih ke pertemuan online.

Bahkan janji dengan dokter non-darurat pun telah pindah ke konferensi video online.

Kegiatan sosial seperti berpesta dan kelas kebugaran fisik telah pindah ke internet.

Di sinilah, Zoom bekerja dengan baik memenuhi kebutuhan sosial masyarakat.

Karyawan Jamkrindo melakukan meeting online di aplikasi Zoom dalam rangka kebijakan work form home sebagai upaya untuk melindungi kesehatan seluruh karyawan dan mencegah penyebaran virus corona. Pelaksanaan sistem kerja WFH tidak mengurangi layanan penjaminan Jamkrindo.
Karyawan Jamkrindo melakukan meeting online di aplikasi Zoom dalam rangka kebijakan work form home sebagai upaya untuk melindungi kesehatan seluruh karyawan dan mencegah penyebaran virus corona. Pelaksanaan sistem kerja WFH tidak mengurangi layanan penjaminan Jamkrindo. (Istimewa/Tribunnews.com)

Saham Zoom tumbuh 3,5% dalam pembukaan perdagangan saham Selasa (31/3/2020) lalu, setelah analis Needham & Co. Richard Valera merekomendasikan agar investor membeli saham Zoom.

Zoom memulai awal tahun tanpa masuk ke daftar Indeks Bloomberg Billionaires.

Namun kini, sang CEO, Eric Yuan berada di posisi 274.

Baca: Terdampak Corona, Kapasitas Produksi Beberapa Sektor Industri Turun Hingga 50 Persen

Eric Yuan
Eric Yuan (Zoom)

Daftar kekayaannya tercatat $ 5,6 miliar atau Rp 92 Triliun.

Yuan adalah pria kelahiran China yang berkuliah dan kemudian bekerja di Amerika.

Ide pembuatan aplikasi Zoom muncul saat ia harus menempuh perjalanan 10 jam untuk bertemu pacarnya.

Sementara itu, karena wabah virus corona, 18% pekerja di AS kehilangan pekerjaan atau dikurangi jam kerjanya.

Pekerja dengan upah rendah sangat terpukul.

Tetapi beberapa laporan mengindikasikan bahwa hingga 50% pekerja di negara ini berisiko kehilangan pekerjaan karena penyebaran virus.

Baca: Tak Alami Gejala Corona sejak Positif, Detri Warmanto Ungkap Cara Sembuh hingga Dinyatakan Negatif

Pejabat kesehatan di seluruh dunia telah mempromosikan social distancing sebagai cara untuk mengekang kasus baru virus.

Update Corona 2 April 2020: Total Kasus di Seluruh Dunia Capai 938.923, Amerika Serikat Terbanyak

ilustrasi virus corona
ilustrasi virus corona (freepik)

Virus corona kini telah menjangkiti setidaknya 938.923 orang di dunia.

Meski virus corona tercatat pertama kali di Wuhan, China, tapi kini Amerika Serikat-lah yang memiliki jumlah kasus infeksi terbanyak di dunia.

Baca: UPDATE Corona di Indonesia 2 April 2020: 1.790 Kasus Positif, 170 Meninggal, 112 Sembuh

Baca: UPDATE Kasus Covid-19 di Jakarta Hari Ini: Total 897 Kasus, 52 Pasien Sembuh, 90 Meninggal

Hingga Kamis, 2 April 2020 pukul 16.00 WIB, menurut data dari Worldometers sudah ada 215.344 kasus di Amerika Serikat, dengan total kematian mencapai 5.112 kasus.

Italia berada di bawah Amerika sebagai negara dengan kasus infeksi terbanyak kedua dengan 110.574 kasus.

Di posisi ketiga ada Spanyol dengan 104.118 kasus.

Sementara itu di China, total 81.589 orang telah terinfeksi.

Namun 76.408 di antaranya sudah dinyatakan sembuh sehingga kasus aktif kini hanya 1.863 saja.

Di Indonesia, total kasus terinfeksi hingga hari ini berjumlah 1.790 kasus.

170 orang meninggal dunia dan 112 orang sembuh.

Sehingga, kasus aktif atau yang sedang dirawat di Indonesia yaitu 1.508 kasus.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved