Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Belajar dari Arab Saudi Tangani Corona, 1.000 Lebih Kasus Berbanding 8 Kematian

Tanggapan Arab Saudi yang cepat terhadap serangan Covid-19 bisa menjadi pelajaran berharga bagi negara Eropa dan Asia.

Penulis: Ika Nur Cahyani
GLOBAL NEWS
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan penguncian di Provinsi Qatif, setelah empat kasus virus corona terakhir dikonfirmasi di negara tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Tanggapan Arab Saudi yang cepat terhadap serangan Covid-19 bisa menjadi pelajaran berharga bagi negara Eropa dan Asia.

Analisa ini ditulis Mohammed Alsherebi di laman Euro News bertajuk "Saudi Arabia’s clear response to the coronavirus outbreak is in stark contrast to the West".

Melansir Euro News Sabtu (28/3/2020), sejauh ini kasus infeksidisebut minim dan tercatat hanya ada satu kematian di negara itu.

Sementara menurut catatan Worldometers pada Senin (30/3/2020),  dari jumlah kasus sebanyak 1.299 di Arab Saudi, menyebabkan 8 korban jiwa.

Baca: Arab Saudi Cegat Rudal yang Melintas di Atas Riyadh, 2 Warga Sipil Luka-luka

Baca: Update Corona 28 Maret 2020: 595.952 Orang di Dunia Terinfeksi, Indonesia di Bawah Arab Saudi

Bandingkan dengan negara tetangga Iran, yang telah mencatatkan banyak kematian.

Atau mungkin Turki saat sejumlah pakar kesehatan berspekulasi setidaknya 60 persen negara itu positif Covid-19.

Berbeda dengan ropa, Arab Saudi menganggap serius wabah corona ini.

Bahkan pemegang otoritas Ka'bah ini menilai ancaman Covid-19 sangat mematikan sejak awal.

Dulu negara barat rata-rata tidak mengindahkan ancaman pandemi Covid-19 ini.

Sikapnya saat itu kini bagai bumerang, jadi konsekuensi besar bagi kepercayaan publik pada pemimpinnya dan bahkan perlindungan hak asasi manusia.

Lakukan Sterilisasi Virus Corona, Arab Saudi Kosongkan Mataf Masjidil Haram Mekah
Lakukan Sterilisasi Virus Corona, Arab Saudi Kosongkan Mataf Masjidil Haram Mekah (ABDEL GHANI BASHIR/AFP)

Sebelum Kerajaan Arab mencatat kasus pertama, otoritas sudah melarang jamaah asing melakukan umrah ke kota suci Makkah.

Tidak diragukan lagi cara ini manjur menghentikan pertumbuhan pandemi ini lebih lanjut.

Beda dari Eropa, AS, hingga Iran

Masih menurut Euro News, saat itu Iran justru mendorong kunjungan di beberapa tempat keagamaan.

Setelah itu jumlah kasus meningkat drastis di Kota Qom, Iran.

Pada masa-masa itu, banyak pemerintahan yang dilanda kebingungan, ketakutan, dan ketidakpastian seputar pandemi.

Namun Riyadh dengan tegas mengambil berbagai keputusan sulit demi manfaat yang lebih besar dan konsisten melakukannya.

Sebaliknya di Eropa dan Amerika saat itu masih banyak penerbangan yang terbuka bebas.

Sedangkan Arab Saudi melangkah lebih jauh dengan menangguhkan semua penerbangan internasional ke negara itu selama dua minggu.

Tindakan tegas inilah yang memberikan harapan besar bagi warga Saudi untuk bisa memerangi pandemi global ini.

Fakta yang terjadi pada kehidupan di Saudi dengan orang barat saat pandemi terjadi tidak bisa lebih dari beda lagi.

Pakar telah membandingkan hidup sehari-hari orang Inggris dengan sejumlah pengungsi, dan memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan akan terjadi bila pandemi ini tidak ditanggulangi.

Kekhawatiran ini didasarkan pada pemangkasan harga yang merajalela, panic buying dan penimbunan, sehingga mempengaruhi kemampuan orang untuk membeli bahkan kebutuhan dasar.

Sebaliknya, Arab Saudi melindungi kepentingan rakyatnya sejak hari pertama, warga dimanjakan dengan pilihan di supermarket.

Sementara pembeli di Eropa dan Amerika berjuang untuk mendapatkan makanan pokok bagi keluarga mereka.

Ini bukan kebetulan sebab ini adalah hasil respons cepat Kerajaan yang tepat waktu dan dikelola dengan cermat.

Termasuk diantaranya komunikasi yang terbuka dan transparan dengan rakyatnya.

Sudah lama pemerintah Arab melakukan mobilisasi massa, media, dan masyarakat sipil untuk menciptakan semacam kesadaran, fokus dan solidaritas yang penting selama pandemi global.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved