Virus Corona
Banyak Pekerja Harian India yang Tak Berpenghasilan Pasca Lockdown
Pada Selasa (24/3/2020) malam waktu India, Perdana Menteri Narendra Modi mengutarakan keputusan lockdown untuk menghadapi wabah Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - Pada Selasa (24/3/2020) malam waktu India, Perdana Menteri Narendra Modi mengutarakan keputusan lockdown untuk menghadapi wabah Covid-19.
Alhasil kepanikan terjadi dimana-mana dan masyarakat India berbondong-bondong untuk membeli stok keperluan rumah tangga.
Sejauh ini India telah mengantongi 657 kasus virus corona.
Meski jumlahnya tidak seekstrim China, Italia atau negara Eropa lainnya, Modi mengunci seluruh dataran India karena kepadatan penduduk yang tinggi.
Perdana menteri ini juga menyadari sistem kesehatan kurang memadahi dan tidak merata.
Baca: India Lockdown 1,3 Miliar Rakyatnya, Polisi Bertindak Keras untuk Pastikan Tetap di Rumah
Baca: Hari Pertama Lockdown, Pemerintah India Melarang Ekspor Klorokuin dan Alat Medis Khusus Covid-19
Kini pada Kamis (26/3/2020) dua hari sudah 1,3 juta warga India harus berdiam diri di rumah, tanpa kegiatan dan tidak bekerja.
Melansir New York Times, agaknya keputusan Modi menyebabkan resiko yang lainnya.
Kini para pekerja lepas tidak memiliki pekerjaan, petani tidak bisa turun ke ladang, dan apotek dipaksa polisi untuk tutup toko.
Banyak orang yang kehabisan uang tunai di saat-saat genting ini.
"Jenis kehancuran yang akan dihadapi oleh 50 persen pekerja terbawah di sektor informal ini tidak terbayangkan," kata Jayati Ghosh, seorang ekonom dan profesor di Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi.

Di sejumlah sudut kota, polisi berpatroli di jalan dan menghentikan para pengendara dan menanyakan maksud mereka keluar dari rumah.
Beberapa daerah juga telah menutup perbatasan dan memaksa truk kargo memarkir muatannya di pinggir jalan.
Perusahaan toko online terbesar di India, Flipkart kini menunda pengiriman barang kecuali makanan.
Toko makanan memang diizinkan tetap buka dan orang-orang pun tidak ada hentinya membeli stok untuk dirumah.
National Restaurant Association of India memperkirakan bahwa mungkin 20 persen dari 7,3 juta pekerja restoran akan kehilangan pekerjaan secara permanen ketika para pengusaha tidak melanjutkan bisnis.
"Banyak perusahaan mungkin tidak selamat dari serangan ini," kata Anurag Katriar, kepala eksekutif National Restaurant Association of
Sementara itu seorang penjual sayur keliling, Harcharan Singh mengaku tidak memiliki apapun untuk dia jual selama berhari-hari ini.
Semua pasar grosir makanan tempat dia membeli dagangannya sudah ditutup seluruhnya.
"Bisnis kami benar-benar tutup," katanya.
"Kami membutuhkan uang ini untuk bertahan hidup, mendapatkan makanan untuk keluarga kami."
Tidak hanya satu atau dua pekerja harian seperti Singh yang kesulitan karena lockdown.
Pengemudi becak contohnya, mereka membeli makanan untuk keluarga mengandalkan penghasilan hari itu.
Kini adanya lockdown tentu saja mereka tidak bisa bekerja dan kebingungan bagaimana akan bertahan hidup.
Ekonom di Barclays memperkirakan bahwa lockdown selama sebulan ini akan mengurangi dua poin persentase dari tingkat pertumbuhan ekonomi India yang lemah.
Meskipun India mungkin akan lolos dari resesi, perlambatan yang signifikan akan terjadi.
Salah satunya dengan meningkatnya pengangguran di salah satu negara padat penduduk ini.
Modi sempat menyinggung resiko perekonomian saa dia mengumumkan keputusan lockdown.
"Tidak diragukan lagi lockdown ini akan memerlukan biaya ekonomi untuk negara ini, tetapi menyelamatkan nyawa setiap orang India adalah prioritas utama bagi saya," katanya.
"Jika kita tidak bisa mengelola 21 hari ke depan, maka banyak keluarga akan hancur selamanya."
Barclays mendesak pemerintah agar membuat paket stimulus besar untuk sedikit banyak mengurangi efek lockdown.
Kepala Ekonom di CRISIL, Dharmakirti Joshi mengatakan pemerintah sedang menyimpan banyak cadangan gandum untuk didistribusikan ke warga miskin.
Joshi mendesak pemeritah agar memberikan bantuan tunai langsung saja ke masyarakat dan memberi pinjaman ringan ke usaha kecil dan menengah.
"Beri sinyal yang jelas bahwa anda (pemerintah) akan membantu," ujarnya.
Sementara itu pemerintah India saat ini sedang mempertimbangkan stimulus apa yang akan diberikan.
Untuk saat ini warga India hanya bisa menunggu sambil duduk manis di rumah saja.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)