Rabu, 1 Oktober 2025

Virus Corona

Peneliti Jepang Uji Pengencer Darah untuk Sakit Ginjal sebagai Obat Corona

Sebuah pengencer darah yang digunakan untuk mengobati sakit pankreatitis dan ginjal disinyalir efektif untuk pengobatan Covid-19.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
hellosehat.com
Ilustrasi obat 

Otoritas Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, Zhang Xinmin mengataan pengujian obat favipiravir, menunjukkan hasil menggembirakan.

Obat produksi anak perusahaan fujifilm ini diujikan kepada 340 pasien Covid-19 di Wuhan dan Shenzhen.

"Ini (favipiravir) memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan jelas efektif dalam perawatan," jelas Zhang pada Selasa lalu dilansir Guardian.

Pasien dari Shenzen yang diberi obat ini berangsur-angsur membaik dan hasil tesnya menunjukkan negatif virus corona.

Padahal sebelumnya pasien tersebut dinyatakan positif selama empat hari perawatan.

Biasanya rata-rata tubuh pasien akan menunjukkan hasil negatif seteah 11 hari khususnya bagi mereka yang tidak diberi obat ii.

Selain itu, sinar X menunjukkan peningkatan kondisi paru-paru kepada sekitar 91 persen pasien yang diobati dengan favipiravir.

Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19
Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19 (ERIN BOLLING / US ARMY / AFP)

Sedangkan mereka yang tidak diobati dengan favipiravir hanya sampai pada 62 persen.

Pengembang obat tersebut, Fujifilm Toyama Chemical enggan berkomentar terkait klaim itu.

Dokter di Jepang sendiri juga menggunakan favipiravir untuk uji klinis pada pasien Covid-19 dengan gejala ringan sampai sedang.

Kali ini tujuannya agar virus berhenti berkembang biak di dalam tubuh pasien.

Tapi Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan obat ini tidak efektif pada orang dengan gejala lebih parah.

"Kami telah memberi Avigan kepada 70 sampai 80 orang, tetapi tampaknya tidak tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda," kata sumber dari Kemenkes Jepang.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved