Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Penyesalan Seorang Pasien yang Menyepelekan Virus Corona: Saya Terlalu Percaya Diri

Penyesalan Seorang Pasien yang Menyepelekan Virus Corona: Saya Terlalu Percaya Diri

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
Facebook via SCMP
Penyesalan Seorang Pasien yang Menyepelekan Virus Corona: Saya Terlalu Percaya Diri 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang profesor asal Korea Selatan bernama Park Hyun (48) mengungkapkan penyesalannya karena sempat meremehkan virus corona.

Ia percaya diri virus corona tak akan mengenai dirinya.

Dilansir South China Morning Post, Park Hyun merupakan pribadi yang sangat memperhatikan kebersihan dan kesehatan dirinya.

Ia pergi ke gym lima kali seminggu, menjaga kebersihan diri, rajin mencuci tangan, dan selalu menggunakan hand sanitizer.

Namun, langkah-langkahnya itu tak membuatnya kebal dari virus corona.

Park Hyun, yang kini sudah sembuh, membagikan pengalamannya yang sempat terkena virus corona melalui akun media sosialnya.

Baca: Update Corona Asia: Korea Selatan Berhasil Tahan Kasus Baru dan Hong Kong Karantina Kedatangan

Park Hyun
Park Hyun

"Kita harus waspada! Tapi jangan panik dan jangan takut," tulis Park di akun Facebook-nya pada 8 Maret lalu.

"Aku benar-benar naif dan bodoh karena berpikir virus corona bukanlah masalah bagiku."

"Ya, seperti biasa, aku terlalu percaya diri."

Busan, kota di mana Park Hyun tinggal, melaporkan kasus pertamanya pada 21 Februari 2020.

Di hari yang sama, Park merasa sakit pada tenggorokan dan batuk kering.

Dua hari selanjutnya, ia masih merasa sakit ringan tapi merasa sesak pada dada.

Saat itulah ia memutuskan untuk berdiam diri di rumah dan melewati rutinitasnya pergi ke gym.

Baca: Belajar dari Korea Selatan Tangani Corona yang Hasilnya Lebih Baik dari Negara Lain

Pada tanggal 24 Februari, Park mengalami kesulitan bernafas di pagi hari.

Park khawatir karena Gereja Oncheon berada di dekat rumahnya.

Gereja Oncheon adalah klaster pertama pasien yang terjangkit virus corona di Busan.

Ia mulai panik dan menelepon ke otoritas kesehatan.

Park Hyun 1
Park Hyun

Namun, ia mengatakan dirinya tidak perlu menjalani tes virus corona karena sudah ada antrian panjang di pusat-pusat tes.

Selain itu, kasusnya juga tidak begitu parah.

Namun, gejala Park memburuk.

Pada panggilan ketiganya, pihak berwenang menyuruh Park pergi ke rumah sakit terdekat untuk menjalani tes.

Meskipun masih pagi, sudah ada antrian yang sangat panjang di luar pusat tes rumah sakit.

Park diberitahu bahwa dia harus menunggu mengantre selama empat jam.

"Setelah sekitar 30 menit menunggu dalam antrian, aku mengalami dispnea [sesak napas] lagi dan pingsan, kepala saya menghantam lantai," tulis Park.

Ia kemudian dirawat karena cedera kepala dan diuji untuk Covid-19.

Setelah cedera kepalanya ditangani, Park kemudian mengkarantina dirinya di rumah.

Di hari berikutnya, Park menerima pesan teks yang menyatakan bahwa dia dinyatakan positif corona.

Park diminta tinggal di rumah selama 24 jam lagi sebelum dirawat di rumah sakit untuk perawatan.

Tetapi seorang pejabat kesehatan kemudian meneleponnya untuk melacak gerakannya dan menutup kontak.

Selama percakapan, Park menyadari betapa parah kondisinya.

Hal ini mengakibatkan Park dimasukkan ke dalam daftar antrian perawatan.

Menjelang tengah malam, dia dibawa ke ruang tekanan negatif di bagian karantina unit perawatan intensif Rumah Sakit Injil Universitas Kosin.

Di sana, ia menjalani pemindaian CAT dan beberapa tes lain.

Ia lalu diberi obat dan dipasangkan tangki oksigen.

Park mengatakan nafasnya mulai mudah pada 26 Februari, tetapi nyeri dadanya masih parah.

"Saya merasakan sakit yang membakar di dada dan perut saya, meskipun saya tidak yakin apakah itu karena obat yang saya minum atau virus," tulisnya.

“Saya mengalami sedikit demam dan kondisi saya berfluktuasi. Pada awalnya saya merasa seolah-olah ada beberapa piringan besi berat menekan dadaku."

"Rasa sakit yang menusuk secara bertahap mereda sampai terasa seolah-olah seseorang meremas dadaku dengan keras."

"Aku kadang-kadang merasa sangat lapar, aku tahu aku harus makan untuk bertahan hidup tetapi sangat sulit untuk menelan karena kesulitan bernafas."

Park dipulangkan dari rumah sakit sembilan hari setelah dirawat.

Sekarang ia berada dalam masa karantina selama 14 hari untuk memastikan dirinya benar-benar terbebas dari virus corona.

Park mengatakan semua orang yang dia temui seminggu sebelum dia dirawat di rumah sakit, termasuk ibu dan saudara perempuannya, dinyatakan negatif.

Ia menyatakan terima kasih kepada staf medis yang merawatnya.

Park menganggap para staf medis adalah anggota keluarganya yang melakukan yang terbaik untuknya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved