Selasa, 7 Oktober 2025

Perang di Suriah

Pasukan Turki Mundur Lebih Jauh ke Suriah Timur Laut

Pasukan militer Turki telah mengundurkan diri dari beberapa pos di pedesaan utara al-hasakah, Suriah.

AFP
Turkish forces are seen in a convoy on a main highway between Damascus and Aleppo on August 29, 2018. 

"Jika kita berbicara tentang operasi terhadap otoritas resmi Republik Suriah dan angkatan bersenjata Republik Suriah," kata Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov.

"Ini tentu saja akan menjadi skenario terburuk," tegasnya.

Lebih jauh, Ankara yang mendukung beberapa kelompok pemberontak di Suriah barat laut marah.

Amarah Ankara tersulut sejak serangan pemerintah Suriah belum lama ini di provinsi Idlib selama dua minggu yang menewaskan 13 personil militer Turki.

Baca: Negosiasi Turki-Rusia tentang Idlib Berakhir Tanpa Kesepakatan

Baca: Tentara Suriah Memperkuat Cengkraman Aleppo Sebelum Kerjasama Rusia -Turki

Presiden Erdogan dan istrinya, Emine Erdogan.
Presiden Erdogan dan istrinya, Emine Erdogan. (Instagram @emineerdogan)

Masalah Waktu

Erdogan mengatakan, dalam negosiasi dengan Rusia terkait kubu pemberontak yang tersisa di Suriah telah gagal.

Rencananya, negosiasi tersebut dilaksanakan untuk mengakhiri kesepakatan dan memperingati operasi militer.

Erdogan menegaskan, hal tersebut hanyalah masalah waktu.

Ia menambahkan, Turki bertekad untuk menjadikan Idlib sebagai zona aman, tanpa peduli biayanya.

Bahkan, lebih jauh ketika negosiasi berlanjut dengan Rusia yang merupakan pendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

"Kami tidak akan menyerahkan Idlib kepada rezim Suriah, yang tidak memahami tekad negara kami," tegas Erdogan.

Baca: Kementerian Pertahanan Turki Mengkonfirmasi 5 Tentara Tewas dalam Serangan Militer Suriah di Idlib

Baca: Helikopter Militer Suriah Ditembak Jatuh di Aleppo, Semua Kru Dinyatakan Tewas

Presiden Turki, Erdogan, mengaku tak takut dengan serangan ekonomi Amerika Serikat.
Presiden Turki, Erdogan, mengaku tak takut dengan serangan ekonomi Amerika Serikat. (al jazeera)

Pernyataan Erdogan datang ketika pasukan yang setia kepada al-Assad menekan ofensif di wilayah pemberontakan besar terakhir di negara tersebut.

Diketahui, sekira 900 ribu orang terusir dari rumah dan tempat berlindung mereka dalam waktu kurang dari tiga bulan.

Termasuk, 500 ribu anak-anak sejak pasukan pemerintah Suriah memperbarui serangan di wilayah tersebut.

Pernyataan Erdogan itu juga diketahui datang setelah PBB memperingatkan eksodus besar-besaran di Suriah barat laut sebagai bencana kemanusiaan.

Masih dikutip dari Al Jazeera, hampir 300 warga sipil tewas dalam serangan tahun ini.

Berdasar penuturan Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, sekira 93 persen kematian disebabkan oleh pasukan Suriah dan Rusia.

Baca: PBB Sebut Situasi di Idlib, Suriah Barat Laut Memprihatinkan, Pengungsi: Bagaikan Hari Penghakiman!

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved