Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Media Asing Soroti Tak Ada Kasus Virus Corona di Indonesia

Media Asing Soroti Indonesia, Peneliti dari Universitas Havard, Amerika Serikat menuturkan, mungkin ada kasus yang tidak terkonfirmasi di Indonesia.

Kolase Tribunnews/the wuhan virus
Media Asing Soroti Indonesia, Peneliti dari Universitas Havard, Amerika Serikat menuturkan, mungkin ada kasus yang tidak terkonfirmasi di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia belum melaporkan satu pun kasus wabah virus corona.

Padahal, hampir satu bulan World Health Organization (WHO) menyatakan, wabah Covid-19 sebagai darurat kesehatan global.

Beberapa pakar mempertanyakan nihilnya laporan kasus corona di Indonesia.

Hal ini mengingat wabah yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China itu telah menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Diketahui, virus yang terdeteksi sejak Desember2019 tersebut juga telah mewabah di 30 negara.

Peneliti dari Universitas Harvard, Amerika Serikat menuturkan, mungkin ada kasus yang tidak terkonfirmasi di Indonesia.

Peneliti tersebut lantas merekomendasikan agar Jakarta untuk memperkuat sistem detektornya.

Penumpang Kapal Pesiar The Diamond Princess masih dikarantina terkait virus corona di dalam kapal yang berlabuh di Terminal Kapal Dermaga Daikoku, Yokohama, Jepang, Jumat (14/2/2020). Total terdapat 78 WNI yang menjadi kru kapal tersebut, dengan 4 diantaranya positif terjangkit virus corona. AFP/CHARLY TRIBALLEAU
Penumpang Kapal Pesiar The Diamond Princess masih dikarantina terkait virus corona di dalam kapal yang berlabuh di Terminal Kapal Dermaga Daikoku, Yokohama, Jepang, Jumat (14/2/2020). Total terdapat 78 WNI yang menjadi kru kapal tersebut, dengan 4 di antaranya positif terjangkit virus corona. AFP/CHARLY TRIBALLEAU (AFP/CHARLY TRIBALLEAU)

Baca: Gara-gara Corona, Semua Penumpang Kapal Diamond Princess Dapat iPhone Gratis

Dikutip dari Al Jazeera, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 11 Februari 2020 lalu memperkirakan Indonesia memiliki sekira lima kasus wabah virus corona

Mereka menggunakan pemodelan matematika berdasarkan volume penerbangan antara negara Indonesia dengan Wuhan, China.

Masalah ini telah menimbulkan perdebatan di Indonesia.

Menteri Kesehatan Indonesia, dr Terawan Agus Putranto menyebut studi Harvard menghina.

Terawan mengatakan, Indonesia belum mencatat satu kasus wabah virus corona karena berkat doa.

Teknisi pendukung klinis Douglas Condie mengekstrak virus dari sampel swab sehingga struktur genetik virus dapat dianalisis dan diidentifikasi di laboratorium pengujian coronavirus di Glasgow Royal Infirmary, Glasgow, Inggris Raya. Rabu (19/02/2020). (Jane Barlow/POOL/AFP)
Teknisi pendukung klinis Douglas Condie mengekstrak virus dari sampel swab sehingga struktur genetik virus dapat dianalisis dan diidentifikasi di laboratorium pengujian coronavirus di Glasgow Royal Infirmary, Glasgow, Inggris Raya. Rabu (19/02/2020). (Jane Barlow/POOL/AFP) (AFP/JANE BARLOW)

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto buka suara.

Ia dengan tegas menolak penelitian dari Harvard yang berdasarkan pemodelan matematika itu.

"Harvard juga lupa, udara Indonesia tidak seperti udara di China yang subtropis," terang Achmad Yurianto kepada Al Jazeera.

Acmad Yurianto menambahkan, pemerintah Indonesia siap menghadapi wabah virus corona yang berpotensi masuk ke Tanah Air.

Achmad menuturkan pihak Kementerian Kesehatan telah menetapkan sistem peringatan dini untuk mengantisipasi epidemi mematikan tersebut.

100 Rumah Sakit Ditunjuk

Indonesia telah menunjuk 100 rumah sakit untuk siaga menangani kasus-kasus yang berpotensi muncul serta memperketat pengamatan terhadap para penumpang angkuta udara.

Petugas di bandara menggunakan pemindai termal dan termometer di gerbang kedatangan.

Ia bilang, penumpang yang didapati merasakan gejala flu atau tidak sehat dalam 14 hari diminta pergi ke rumah sakit.

Satu di antara penulis studi Harvard, Marc Lipsitch dalam video yang diunggah di YouTube mengatakan, tujuan penelitian mereka untuk mengkritik kualitas sistem pengawasan suatu negara terkait wabah virus corona.

"Bisa jadi tidak ada (kasus di Indonesia) tapi itu sangat tidak mungkin (dan) bisa jadi ada lebih banyak," terang Marc.

Menteri Kesehatan Masyarakat Skotlandia Joe FitzPatrick (kedua dari kiri) dan Profesor Rory Gunson (kiri) melihat teknisi pendukung klinis Douglas Condie mengekstraksi virus dari sampel swab sehingga struktur genetik virus dapat dianalisis dan diidentifikasi di laboratorium pengujian coronavirus di Glasgow Royal Infirmary, Glasgow, Inggris Raya. Rabu (19/02/2020). (Jane Barlow/POOL/AFP)
Menteri Kesehatan Masyarakat Skotlandia Joe FitzPatrick (kedua dari kiri) dan Profesor Rory Gunson (kiri) melihat teknisi pendukung klinis Douglas Condie mengekstraksi virus dari sampel swab sehingga struktur genetik virus dapat dianalisis dan diidentifikasi di laboratorium pengujian coronavirus di Glasgow Royal Infirmary, Glasgow, Inggris Raya. Rabu (19/02/2020). (AFP/JANE BARLOW)

Dalam wawancara terpisah, Profesor Epidemiologi di Harvard TH Chan School of Public Health mengatakan, juga virus corona telah masuk ke Indonesia.

"Saya telah menekankan bahwa banyak negara, tidak hanya Indonesia, mungkin menghadapi masalah yang sama," kata Profesor tersebut.

"Terbatasnya alat deteksi yang tidak 100 persen efektif, bahkan dengan tingkat pengujian yang sangat baik," tambahnya.

Baca: Ilmuwan Kebingungan Indonesia Bebas Corona, Terawan: Kami Berutang Pada Tuhan

Baca: Presiden Jokowi Pantau Kondisi 4 WNI yang Positif Corona di Kapal Diamond Princess

Informasi Terbaru

Update informasi terbaru dikutip dari thewuhanvirus.com, pasien wabah virus corona atau Covid-19 per Kamis siang (20/2/2020).

Sejak mewabahnya virus hingga kini, ada 75.664 kasus.

Ada sekira 2.123 orang yang meninggal akibat wabah virus corona.

Sementara itu 14.550 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Virus tersebut dapat menular dari manusia ke manusia yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan.

Untuk itu, penting mengenali lebih jauh tentang gejala dan pencegahan virus corona.

Baca: Kabar Baik! Ahli Medis di China Temukan Obat Virus Corona, Siapa Sangka Kerap Dipakai di Indonesia

Baca: Indonesia Negatif Virus Corona, Wishnutama Ajak Wisatawan Asing Datang: Please Wisata ke Indonesia

Gejala yang ditimbulkan, meliputi bersin, pilek, kelelahan, batuk, dan sakit tenggorokan.

Kemudian, pencegahan virus corona dilakukan dengan berbagai cara.

Misalnya, cuci tangan menggunakan sabun atau pembersih tangan.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved