Virus Corona
Tiongkok Klaim Berhasil Tangani Virus Corona, Sindir Negara yang Batasi Perjalanan dari & ke China
Negara Tiongkok mendapat krisi kepercayaan dari negara-negara dunia, seperti halnya dalam pembatasan perjalanan dari dan ke China akibat wabah Corona
Mereka ingin kembali berjualan daging satwa liar setelah lama berpuasa alias dilarang pemerintah karena dinyatakan sebagai indikator penularan virus Corona.

Dikutip dari mothership.sg, pada 26 Januari, China menerapkan larangan secara nasional terhadap perdagangan satwa liar di pasar, supermarket, restoran dan platform e-commerce dalam upaya untuk menahan penyebaran virus corona baru (Covid-19).
Pedagang daging satwa liar lalu telah membekukan daging dagangan.
Baca: Buntut Kasus Remaja Cacat Tewas di Rumah saat Ayah Diisolasi karena Corona, Pejabat Kena Hukuman
Dan tampaknya para pedagang satwa liar sejak itu menyimpannya untuk menunggu larangan dicabut.
Reuters mengutip Gong Jian, pemilik toko dan toko satwa liar online di wilayah Mongolia Dalam Tiongkok, buka suara.
"Saya ingin menjual setelah larangan dicabut. Orang-orang suka membeli satwa liar," katanya.
"Mereka membeli sendiri untuk dimakan atau diberikan sebagai hadiah. ”
Stok daging buaya dan daging rusa
Dia menambahkan, telah membekukan stok buaya dan daging rusa.
Selain itu, pemilik toko satwa liar itu juga membunuh burung puyuh hasil ternaknya.
Demikan dikarenakan telur puyuh tidak lagi diminati oleh supermarket dan daging mereka tidak dapat dibekukan.
Sementara itu, Xiang Chengchuan, pemilik toko grosiran satwa liar di Provinsi Anhui juga mengatakan, dia bermaksud menjual produknya begitu larangan dicabut.
Meski dia tidak yakin berapa lama itu akan berlangsung.
Dia menambahkan, dia telah membekukan stok tanduk rusa, anjing, keledai dan daging merak, yang biasanya dijual kepada pelanggan.

Produk satwa liar menjadi budaya