Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Ex Intel Israel Duga Virus Corona Senjata Biologis China yang Bocor dari Lab, Soleman Ponto Curiga

Mantan intelijen Israel tuduh virus corona senjata biologis China yang bocor dari lab Wuhan. Soleman Ponto curiga penyebaran virus cepat/

Penulis: Ifa Nabila
YouTube KOMPASTV
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn.) Soleman Ponto juga mencurigai kemunculan virus corona yang begitu tiba-tiba di Wuhan China. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan intelijen Israel, Dany Shoham, sempat menduga virus corona adalah senjata biologis China yang bocor dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Menanggapi hal itu, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn.) Soleman Ponto juga mencurigai kemunculan virus corona yang begitu tiba-tiba.

Dilansir Tribunnews.com, kecurigaan ini diungkapkan Soleman dalam SAPA INDONESIA MALAM tayangan YouTube KOMPASTV, Rabu (28/1/2020).

Ketika ditanya soal kabar kebocoran lab di China, Soleman menyebut adanya kemungkinan kebocoran yang disebabkan karena virus yang lolos dari filter.

"Mungkinkah kemudian apa yang disampaikan oleh intelijen Israel bahwa virus corona ini merupakan senjata biologis yang bocor dari sebuah lab di Wuhan?" tanya pembawa acara Aiman Witjaksono.

"Jadi yang namanya percobaan, namanya penelitian, kan tidak ada penelitian yang 100 persen itu aman, secure," jawab Soleman.

"Bisa saja itu terjadi kekeliruan, atau si virus ini mungkin lebih kecil dari filter-filter yang disiapkan saat itu."

"Ya namanya percobaan, kan kita tidak tahu seperti apa," imbuhnya.

Soleman menyebut bisa jadi China sebenarnya sudah mengantisipasi dengan filter namun ukuran virus tersebut terlalu kecil sehingga menyebar.

"Jadi dia lepas saja dari filter-filternya ini, mungkin filternya 1 mikron, dia setengah mikron, yang lepas. Mungkin anaknya, apanya yang lepas," terang Soleman.

"Kemudian dia berinkubasi atau beranak di alam yang lain."

Meski demikian, Soleman menegaskan virus corona sebagai senjata biologis China tak mungkin bisa dibuktikan.

"Tapi tidak akan pernah bisa dibuktikan ketika ini memang bagian dari lab yang bocor?" tanya Aiman.

"Oh enggak bisa, itu tidak akan pernah dibuktikan, kita lihat saja hasilnya," jawab Soleman.

"Tapi mau dibuktikan bahwa ini bocor dari lab A, B, C, D itu enggak bisa," sambungnya.

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn.) Soleman Ponto mengomentari soal virus corona yang diduga sebagai senjata biologis China.
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn.) Soleman Ponto mengomentari soal virus corona yang diduga sebagai senjata biologis China. (YouTube KOMPASTV)

Soleman juga enggan menjawab tegas apakah tuduhan eks intelijen Israel benar adanya.

Namun, ia mencurigai bagaimana bisa virus menyebar begitu cepat dan tiba-tiba saja satu kota diisolasi.

"Sejauh mana kebenaran apa yang disampaikan oleh intelijen Israel terkait hal ini?" tanya Aiman.

"Kita lihat saja hasilnya. Kan bisa dilihat dari hasilnya. Bagaimana dalam waktu singkat, satu kota ditutup, Wuhan ditutup habis, diisolasi dari sekeliling," terang Soleman.

"Artinya ada kekhawatiran yang di dalam kota ini. Apabila kota ini tidak ditutup, dia akan menyebar dengan secepatnya dan akan menjadi ancaman terhadap dunia," sambungnya.

Sebelumnya, Soleman menjelaskan senjata perang itu umumnya ada tiga, yakni nuklir, kimia, dan biologis.

Soleman berpendapat senjata biologis adalah senjata jenis baru yang selama ini belum pernah digunakan dalam perang.

Ia menjelaskan senjata biologis memiliki berbagai desain, tidak selalu pasukan lawan langsung lumpuh seketika.

"Senjata biologis itu baru? Dan itu disampaikan ketika misalnya terjadi perang, itu kemudian disebarkan maka kemudian terinfeksi semua lawan itu?" tanya pembawa acara Aiman Witjaksono.

"Iya, semua pasukan yang dikasih itu terinfeksi semua. Ya mungkin diharapkan ada yang mati sambil tidur, tergantung apa desainnya si senjata biologis itu sendiri," jawab Soleman.

Soleman menjelaskan adanya kemungkinan senjata biologis yang mematikan lawan dalam waktu yang relatif lama.

Hal ini kemungkinan ditujukan agar pihak pemilik senjata biologis tidak ketahuan, yang nantinya bisa diseret ke pengadilan internasional.

"Bayangan saya senjata biologis berarti harus sifatnya cepat menyebar, dan kemudian cepat terinfeksi, dan kemudian cepat untuk kemudian lemah?" tanya Aiman.

"Belum tentu. Bisa saja dia kasih didesain untuk dua minggu, tiga minggu. Supaya kan tidak kelihatan sedang dipakai untuk apa," terang Soleman.

"Karena yang menggunakan itu akan menyembunyikan, karena penggunaan senjata chemical dan biologis ini termasuk kejahatan perang," sambungnya.

"Bisa dimasukkan ke Mahkamah Internasional kalau ketahuan?" tanya Aiman.

"Iya, kalau ketahuan masuk dalam pengadilan internasional. Dua ini yang masuk dalam kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan," jawab Soleman.

Mendengar jawaban soal respons dua minggu setelah terinfeksi virus, Aiman mengaitkan ini dengan fakta bahwa masa inkubasi virus corona juga dua minggu.

"Artinya, masuk logika ketika virus corona ini masuk senjata biologis, karena masa inkubasinya 14 hari, dua pekan?" tanya Aiman.

"Yang sekarang kan dua pekan, tapi kan kita tidak tahu dia mau didesain berapa lama, kan belum tahu," ujar Soleman.

"Ini dengan asumsi virus ini adalah untuk senjata biologis," tegasnya.

"Artinya kalau memang virus corona digunakan senjata biologis, masuk kategorinya itu? Bisa bagian dari senjata biologis?" tanya Aiman.

"Mungkin juga tidak, tapi kalau seandainya digunakan senjata biologis masuk kriteria?" sambungnya.

"Bisa saja. Karena kecepatan dalam inkubasinya begitu cepat," jawab Soleman.

Kondisi Kota Wuhan tanggal 25 Januari 2020
Kondisi Kota Wuhan tanggal 25 Januari 2020 (https://twitter.com/ylchaniago)

Soleman Bandingkan dengan Gas Klorin Nazi Jerman

Dalam tayangan tersebut, Soleman sempat menjelaskan masing-masing contoh ketiga jenis senjata perang.

Namun, ia sendiri mengaku belum tahu pasti negara mana yang memiliki senjata biologis.

"Nuklir yang dipakai di Hiroshima, chemical yang dipakai Jerman waktu menghancurkan Israel, gas klorin," terang Soleman.

"Kemudian biologis, nah ini biologis saya belum tahu dipakai di mana ini," sambungnya.

Soleman menyebut senjata biologis termasuk jenis baru yang ditujukan untuk mematikan manusia dengan virus.

"Ini berarti yang paling baru biologis?" tanya Aiman.

"Ini yang terbaru sekarang," jawab Soleman.

"Dan senjata biologis itu memang biasanya berupa virus?" tanya Aiman.

"Iya, virus. Biologis pasti virus. Karena dia kan untuk manusia, untuk kehidupan," tutur Soleman.

Soleman menjelaskan kemungkinan senjata biologis digunakan untuk menginfeksi para tentara di medan perang.

"Saya kerucutkan lagi. Senjata biologis itu digunakan untuk menyerang, katakanlah ada perang frontal, tentara-tentara lawan disebarkan virus-virus itu atau bagaimana bayangannya?" tanya Aiman.

"Iya, sama saja. Semua itu untuk tentara-tentara yang berperang. Apakah nuklir, apakah biologis, apakah chemical. Semua untuk manusia-manusia, tentara-tentara yang ikut perang saat itu," terang Soleman.

Soleman menjelaskan senjata biologis bisa dikeluarkan di mana saja.

"Tinggal mau ditaruh di mana, apakah satuan yang sedang bergerak, apakah satuan yang sedang berkumpul di mana," ujar Soleman.

"Itu tergantung keputusan para pemimpin perang saat itu."

Soleman kemudian membandingkan dengan kekejaman Nazi Jerman yang menggunakan senjata berupa gas klorin.

Nazi Jerman menggunakan strategi mengumpulkan pihak lawan untuk kemudian dibantai.

"Kalau kita lihat saat Jerman dengan Israel di Auschwitz, mereka dikumpulin dulu, di camp di situ, baru dimasukkan ruangan baru dikasih gas klorin semua, dan habis semua," jelas Soleman.

Soleman juga menyebut bagaimana Nazi Jerman memperlakukan para korban.

"Dan itu mati. Mati dulu baru bodinya dibakar kan, sebelum masuk situ rambutnya diambilin satu per satu," kata Soleman.

"Kan rambutnya dibikin tali untuk logistik perang Jerman saat itu."

Soleman menjelaskan suatu negara bisa menyerang dengan senjata biologis dalam berbagai strategi.

Tak hanya menginfeksi lawan saat itu juga, namun bisa jadi dampaknya di tubuh lawan akan bereaksi beberapa minggu.

Diketahui, selain dugaan senjata biologis, virus corona diduga kuat berasal dari kuliner ekstrem yang kerap dikonsumsi di Wuhan, China.

Virus corona diduga kuat berasal dari daging kelelawar yang dimasak menjadi sup.

Sejak merebaknya virus corona, warga diminta untuk tidak lagi mengonsumsi sup kelelawar.

Berikut video lengkapnya:

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved