Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

98 Mahasiswa dari Indonesia Terjebak di Wuhan Belum Bisa Pulang, Ini Kendalanya

Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Wuhan, China tengah berupaya meninggalkan kota tersebut.

Editor: Sugiyarto
Tangkap Layar YouTube KompasTV
Wabah virus corona membuat Kota Wuhan, China ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Diwartakan sebelumnya, akibat penyegelan ini sejumlah mahasiswa dari Indonesia yang melanjutkan pendidikan di sana terisolasi. Diketahui, sebanyak 12 mahasiswa asal Universitas Negeri Surabaya (Unesa) saat ini juga terisolali di Wuhan. Dua belas mahasiswa itu menempuh jurusan Bahasa Mandarin di Central China Normal University, Wuhan. 

TRIBUNNEWS.COM, WUHAN - Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Wuhan, China tengah berupaya meninggalkan kota tersebut.

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Chinape cabang Wuhan, Nur Musyafak mengatakan, totalnya ada 98 WNI yang masih berada di Wuhan.

Namun untuk keluar dari Wuhan, diperlukan surat rekomendasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia.

“Jika ada surat rekomendasi dari KBRI, mereka bisa keluar. Dan ini sedang kami coba.

Jadi 98 orang itu kami data semua nomor paspornya.

Setelah kami data, baru kita coba untuk minta surat ke KBRI,” ujarnya seperti dilansir VOA.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri mencatat ada 428 WNI sedang berkuliah di Wuhan.

Namun kebanyakan mahasiswa sedang berlibur dan pulang ke Indonesia.

Saat ini China sedang libur musim dingin.

Kini tersisa 98 WNI yang mayoritas merupakan mahasiswa.

Rata-rata mereka tinggal di asrama dan berada dalam pantauan pihak kampus.

Asrama berjarak 20 kilometer dari Pasar Makanan Laut Huanan, lokasi yang diduga jadi sumber infeksi Corona.

Sampai saat ini belum ada laporan WNI terkena virus Corona.

Namun pihak kampus mendistribusikan masker, sabun cair, dan termometer gratis bagi mahasiswa.

Sementara para mahasiswa tidak sering keluar kamar, sesuai arahan kampus.

Berawal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, virus Corona telah menulari setidaknya 2000 orang, mayoritas di China.

Halaman
12
Sumber: VOA
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved