Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Wabah Virus Corona, Jepang dan Korea Selatan Kembali Konfirmasi Kasus Keduanya

Jepang dan Korea Selatan telah mengonfirmasi adanya kasus terbaru terkait virus corona di negaranya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
Tangkapan Layar South China Morning Post
Virus corona terbaru yang berasal dari Kota Wuhan, China, baru-baru ini sedang menghebohkan beberapa negara di Asia. 

TRIBUNNEWS.COM - Jepang dan Korea Selatan telah mengonfirmasi adanya kasus terbaru terkait virus corona di negaranya.

Dilansir dari South China Morning Post, otoritas kesehatan Jepang mengatakan seorang pria (40) yang berasal dari Wuhan, kini kondisinya telah stabil.

Pria tersebut saat ini berada di rumah sakit di Tokyo setelah sebelumnya didiagnosa potitif terjangkit virus corona.

Sepekan sebelumnya seorang pria (30) dari Perfektur Kanagawa, diketahui juga positif terpapar virus corona setelah kembali dari liburannya ke Wuhan.

Dia mengalami demam sesaat setelah kembali dari perjalanannya.

Data China's NHC terkait korban virus corona di beberapa negara
Data China's NHC terkait korban virus corona di beberapa negara (China's NHC)

Otoritas Luar Negeri Jepang mengimbau masyarakat agar tidak bepergian ke China selama penyebaran virus masih terjadi.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menginstruksikan untuk memperketat pengawasan di perbatasan.

Selain itu juga menambah jumlah fasilitas laboratorium untuk mengecek kemungkinan adanya virus tersebut.

Hal serupa juga terjadi di Korea Selatan.

Kementerian Kesehatan Korsel mengonfirmasi adanya kasus kedua virus corona.

Kasus kedua ini dialami seorang pria paruh baya (55) yang bekerja di Wuhan dan kembali ke Korea dengan kondisi terjangkit virus corona.

Kasus pertama di Korea Selatan memakan korban seorang warga negara China.

Sebelumnya, Singapura telah mengumumkan ketiga korban akibat virus yang berasal dari daratan China ini.

Korbannya merupakan warga asli Kota Wuhan.

Di Indonesia, seorang pasien di RSPI Sulianti Saroso diduga terinfeksi virus corona.

Pasien yang berinisial R (35), sebelumnya memang memiliki riwayat perjalanan ke China.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu mengatakan pasien tersebut diduga positif terjangkit virus corona.

”Keadaannya baik. (Pasien) Ini terduga. Setelah hasil laboratorium menunjukkan positif, baru disebut ada penularan. Ini suspect (dicurigai) sehingga diawasi intensif,” ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Siswanto mengatakan sedang melakukan proses pemeriksaan laboratorium pada kultur dahak pasien dan akan keluar hasilnya setelah dua hari.

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto juga mengimbau masyarakat agar tidak panik.

Kendati demikian, kewaspadaan harus tetap dijaga.

"Warga tak perlu panik, tetapi mesti waspada," kata Menkes.

Menkes Terawan Agus Putranto Purnomo di Gedung BRI, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).
Menkes Terawan Agus Putranto Purnomo di Gedung BRI, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020). (Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy)

Kementerian Kesehatan sendiri telah menyiagakan thermo scanner (alat ukur suhu tubuh) di 135 pintu masuk negara.

Alat tersebut tersebar baik di darat, laut maupun udara.

"Antisipasi kita lakukan terus menerus, mulai dari pintu bandara, edukasi kepada masyarakat," kata Terawan seperti dikutip dari Kompas.com.

Antisipasi tersebut meliputi pemberian heart alert card, edukasi, dan informasi kepada masyarakat.

Pihaknya juga telah mempersiapkan 100 rumah sakit rujukan infeksi emerging.

Kemenkes juga bekerjasama lintas sektor dan memberikan pemahaman pada masyarakat terkait hal-hal yang perlu dilakukan untuk antisipasi.

"Saya kan sudah utarakan di media massa berlakulah hidup sehat, kalau batuk ya ditutup, kalau sedang flu ya pakai masker, jangan sampai menulari temannya," kata dia.

Bangun Rumah Sakit untuk Tanggulangi Pasien Virus Corona

Pemerintah Kota Wuhan, China, menunjuk kontraktor China State Construction Engineering guna mempercepat pembangunan rumah sakit baru berkapasitas 1.000 tempat tidur untuk merawat para korban virus corona.

Rumah sakit baru itu dibangun di sekitar kompleks liburan yang semula diperuntukkan bagi pekerja lokal, seperti dikutip dari Kompas.com.

Untuk mengejar target masa konstruksi 6 hari, kontraktor menggunakan material pracetak.

Mesin-mesin dan alat berat, termasuk 35 penggali dan 10 buldoser, tiba di lokasi pada Kamis (23/1/2020) malam.

"Pembangunan proyek ini adalah untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis yang ada.

Karena itu akan menjadi bangunan prefabrikasi, tidak hanya akan dibangun dengan cepat tetapi juga tidak akan memakan biaya banyak," kata Changjiang.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)(Kompas.com/Hilda B Alexander/Sandro Gatra/Dani Prabowo)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved