Selasa, 30 September 2025

Krisis nuklir Iran dalam 300 kata

Kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara paling berkuasa di dunia telah kandas - tapi apa yang sebenarnya terjadi?

File photo of Bushehr nuclear power plant in southern Iran (26 October 2010)
AFP
Iran bersikukuh bahwa program nuklirnya memiliki tujuan damai.

Kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara berkuasa di dunia telah gagal, hanya empat tahun setelah permufakatan tersebut berlaku. Bagaimana hal tersebut terjadi?

Apa implikasi kesepakatan tersebut?

Iran selalu bersikukuh bahwa program nuklirnya bertujuan damai.

Namun keraguan muncul bahwa program tersebut merupakan kamuflase dari program bom nuklir. Dugaan ini mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB), Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memberlakukan sanksi terhadap Iran sejak 2010.

Iranian President Hassan Rouhani is shown nuclear technology by Atomic Energy Organization of Iran chief Ali Akbar Salehi in Tehran on 9 April 2019
EPA
Presiden Iran Hassan Rouhani (kedua dari kanan) mengatakan Iran tidak meninggalkan kesepakatan nuklir.

Pada 2015, Iran mencapai kesepakatan dengan enam negara berkuasa di dunia - Amerika Serikat, Inggris, China, Rusia, dan Jerman - yang membatasi aktivitas nuklir sebagai ganti dari pengurangan sanksi.

Kesepakatan tersebut membatasi program pengayaan uranium Iran, yang digunakan untuk membuat bahan bakar reaktor tapi dapat juga digunakan sebagai senjata nuklir.

Kesepakatan tersebut juga mengharuskan Iran untuk merancang ulang reaktor yang tengah mereka bangun, yang dapat menghasilkan plutonium yang cocok untuk pembuatan bom, sekaligus menuntut Iran untuk membuka pintu bagi inspeksi internasional.

Apa yang menggagalkan kesepakatan?

Pertama, Presiden AS Donald Trump meninggalkan kesepakatan tersebut pada Mei 2018 dan memberlakukan lagi sanksi AS.

Ia menginginkan kesepakatan baru yang juga dapat membatasi program misil balistik Iran dan keterlibatan negara tersebut dalam konflik regional.

Iran menolaknya dan nilai tukar mata uangnya pun jatuh, sementara angka inflasi melonjak begitu sanksi diberlakukan.

Saat sanksi diperketat pada Mei 2019, Iran berhenti menjalankan beberapa komitmen dalam kesepakatan awal.

Anti-US mural in Tehran
EPA
Hubungan tak mengenakkan antara Iran dan AS menguat sejak administrasi Presiden Trump.

Baru pada Januari 2020 kesepakatan tersebut benar-benar kandas.

Iran diharapkan mengumumkan langkah-langkah terbaru dalam rangka meninggalkan kesepakatan tersebut pada 5 Januari, hanya dua hari setelah serangan udara yang dilancarkan AS dekat Bandara Internasional Baghdad di Iraq yang membunuh jenderal tinggi Iran Qasem Soleimani.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan