Kamis, 2 Oktober 2025

Harmonisasi Gede Putra di Paviliun Indonesia di Ajang COP 25 UNFCCC

Menceritakan seorang kesatria yang bertemu Hanoman di hutan, kemudian berinteraksi

Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM
Gede Putra Witsen 

TRIBUNNEWS.COM,MADRID-Alunan merdu gitar yang dimainkan Gede Putra Witsen (19) asal Bali, bait demi bait seakan menyihir para delegasi yang melintas di Paviliun Indonesia di ajang COP 25 UNFCCC atau Konferensi Perubahan Iklim di Kota Madrid, Spanyol.

Baca: Indonesia Raya Menggema di Ajang COP 25 UNFCCC Madrid, Spanyol

Gede Putra terus mengumbar senyum kepada para delegasi dari berbagai negara yang kebetulan melintas. Jari jemarinya piawai memainkan gitar, menghasilkan alunan mendayu-dayu, kental dengan sentuhan etnik bernuansa Bali.

"Guru gitar saya Belawan," begitu kata Geda Putra saat ditemui.

Gede Putra Witsen1
Gede Putra Witsen

Baca: Cak Imin: Indonesia,Time for Action

Balawan yang dimaksud Gede adalah salah satu maestro gitaris Jazz ternama. Ia dikenal dengan teknik bermain gitar Touch.

"Itu jenis musik etnik kolaborasi gitar. Biar gitar (terdengar) menjadi suara gamelan. Yang tadi saya mainkan, Bali harmony, basicnya Tri Hite Karana (prinsip orang Bali)," Gede Putra yang asli Singaraja Bali ini.

Gede Putra sudah dua tahun di Kota Madrid,Spanyol. Tercatat sebagai salah satu mahasiswa di IE University,Madrid mengambil jurusan Hubungan Internasional (HI).

Baca: Secangkir Kopi Hangat dan Diplomasi Bambu di Paviliun Indonesia

Pada pembukaaan Paviliun Indonesia dalam ajang ini, selain memamerkan kelihaian menyentuh senar gitar, Gede juga unjuk kebolehan, melalukan kolaborasi tari bertajuk Kesatria.

Menceritakan seorang kesatria yang bertemu Hanoman di hutan, kemudian berinteraksi.

Baca: Cerita Wamen Alue Dohong Swafoto Bersama Raja Spanyol dan Salam untuk Presiden Jokowi

Hamonisasi dengan alam, dengan tuhan juga degan manusia, diakui Gede yang ingin ia sampaikan pada ajang internasional kali ini.

"Bagi saya, Tuhan manusia dan alam harus koneksi," lanjut Gede seraya menjelaskan ada pesan dalam setiap alunan nada yang melalui gitar yang ia mainkan.

Menjadi bagian dari masyarakat dunia, ungkap Gede yang juga pernah tinggal di negara Denmark ini, tidak kemudian harus melupakan Tanah Air.

"Otak boleh go internasional tetapi hati harus tetap Bali dan Indonesia," ujar Gede Putra yang sejak kecil mengaku sudah mencintai musik.

Di sela-sela rutinitasnya belajar di luar negeri,Gede Putra mengaku kerap kerja paruh waktu, berkesempatan menggung di beberapa forum internasional.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved