Kamis, 2 Oktober 2025

Setelah Menteri Jepang Mengundurkan Diri, Hari Ini 2 Menteri Lain Meminta Maaf

Pihak oposisi Jepang merasa tersinggung karena korban taifun dikaitkan dengan pejabat menteri yang menyebut dirinya The Rain Man.

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo/Iza.ne.jp
Taro Aso Menteri pertahanan Jepang (kiri) dan Kouichi Hagiuda Menteri Pendidikan Jepang (kanan) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari  Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Baru saja menteri ekonomi perindustrian dan perdagangan Jepang (METI) mengundurkan diri minggu lalu diganti yang baru kemarin (28/10/2019), hari ini dua menteri lainnya harus minta maaf secara resmi kepada masyarakat karena ucapan-ucapannya.

Menteri pertahanan Taro Kono mengungkapkan dalam pesta pendukungnya kemarin bahwa dirinya sering disebut sebagai The Rain Main, terkait pembicaraannya mengenai pasukan bela diri Jepang (SDF) yang dikerahkan ke lokasi bencana akibat taifun lalu.

Pihak oposisi Jepang merasa tersinggung karena korban taifun dikaitkan dengan pejabat menteri yang menyebut dirinya The Rain Man.

"Saya sering dikatakan sebagai orang hujan . Namun gara-gara ucapan saya tersebut, Saya ingin meminta maaf kepada mereka yang merasa tidak nyaman," ungkap Kono.

Tujuan dari pernyataan itu dijelaskan sebagai perlunya upaya Pasukan Bela Diri dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat khususnya di tempat yang   terkena dampak topan.

 Namun gara-gara penyebutan The Rain Man membuat hadirin tertawa, oleh oposisi disangka menyindir para korban atau mempermainkan keadaan prihatin dengan canda yang dianggap oposisi tidaklah lucu.

Kono telah melaporkan ke Perdana Menteri Shinzo Abe dan meminta maaf.

Yuichiro Tamaki, perwakilan dari Partai Demokrat Nasional, mengatakan kepada wartawan di kota Chiryu, Prefektur Aichi, "Pernyataan tentang kerusakan topan harus hati-hati selalu," tekannya.

Sementara itu menteri pendidikan Kouichi Hagiuda minggu lalu dalam acara TV BS mengungkapkan bahwa dengan belajar bersemangat setinggi badan dirimu, pasti akan sukses.

Hagiuda tak menyebut kaya miskin tetapi kosa katanya tersebut mengandung arti dan diartikan kalangan oposisi bahwa orang kaya yang punya kesempatan lulus besar ketimbang orang miskin.

 Menteri Hagiuda memperkenalkan tentang pengenalan ujian bahasa Inggris pribadi untuk ujian masuk universitas.

Suara-suara kritik telah meningkat, mengatakan, "Kalau begitu kami menerima perbedaan pendidikan karena perbedaan ekonomi."

"Jelas bahwa siswa sekolah menengah yang bekerja keras di daerah akan sangat dirugikan dibandingkan dengan siswa sekolah menengah yang kaya di kota. Saya ingin meminta pertanggungjawaban  menyeluruh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi," ungkap kalangan oposisi yang akan mempertanyakan Menteri di dalam sidang parlemen nantinya.

Partai oposisi menyerukan penundaan pengantar ujian dan pengunduran diri Menteri Hagiuda segera.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved