Kabut asap 'mengancam kesehatan', lebih dari 400 sekolah di Malaysia diliburkan
Pemerintah Malaysia meliburkan sekitar 400 sekolah dan membagikan setengah juta masker di negara bagian Sarawak untuk melindungi warganya dari
"Kabut asap tahun ini bertambah parah. Warga memakai masker. Kami tak semestinya menjadi pihak yang dirugikan dari pembukaan lahan (dengan cara membakar tanaman). Kami ingin ada jalan keluar," katanya kepada AFP.
- Kabut asap pekat kembali selimuti Palangkaraya, warga 'takut kanker paru-paru'
- Walau hujan kurangi titik api, kabut asap masih kepung Aceh Barat
- Malaysia 'bebas kabut asap dari kebakaran hutan' di Indonesia: Faktor hujan atau keseriusan pemerintah?
Kabut asap juga melanda ibu kota Malaysia Kuala Lumpur dan Singapura pada hari Senin. Bau tanaman atau pohon yang terbakar sangat terasa, meski tingkat polusi berada pada tingkat menengah.
Beberapa warga Kuala Lumpur mengeluhkan iritasi mata dan kerongkongan akibat kabut asap.
Badan meteorologi Malaysia pada hari Minggu memperingatkan kondisi panas akan bertahan hingga pekan depan dan musim hujan baru akan tiba pada akhir September atau awal Oktober.
Pihak berwenang di Singapura juga mengkhawatirkan kabut asap ini akan meningkat intensitasnya apabila dalam 24 jam angin terus bertiup ke arah negara pulau tersebut.
Mereka juga menyarankan agar penduduk yang mengalami gangguan kesehatan akibat asap untuk segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.
Di Thailand, harian The Nation melalui situs mereka melaporkan penduduk di Thailand bagian selatan juga menderita kabut asap yang berasal dari Sumatera dan Kalimantan.
Menurut peneliti dari Prince Songkla University, partikel asap telah melampaui tingkat aman, dan penduduk disarankan untuk mengurangi kegiatan mereka di luar ruangan.
Indonesia membantah
Sementara itu, Indonesia Deputi Bidang Meteorologi, BMKG Mulyono R. Prabowo membantah asap lintas batas (transboundary haze) dari Indonesia.
Mulyono seperti dikutip media di Indonesia hari minggu (08/09), menyebutkan bahwa titik api tersebar di beberapa negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Vietnam, Timor Leste dan Thailand.
Pihak berwenang di Indonesia sudah mengirimkan ribuan tenaga tambahan sejak bulan lalu untuk mencegah terulangnya kebakaran seperti tahun 2015, yang merupakan kebakaran hutan terburuk dalam dua dekade terakhir.