Donald Trump dan Greenland: Mengapa presiden AS ingin beli wilayah Denmark?
Keinginan Presiden AS, Donald Trump, untuk membeli Greenland ditolak Denmark. Namun, mengapa dia tertarik dengan Greenland?
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengurungkan niatnya berkunjung ke Denmark pada September mendatang.
Pasalnya, keinginan Trump untuk membeli Pulau Greenland, daerah otonom di bawah kekuasaan Denmark, dimentahkan Perdana Menteri Mette Frederiksen.
Frederiksen menegaskan bahwa Pulau Greenland tidak dijual dan keinginan Trump "konyol".
Bahkan, juru bicara Partai Rakyat Denmark menyebut keinginan Trump adalah "bukti akhir dia sudah gila".
- PM Denmark "kesal" Trump batalkan lawatan ke Denmark karena keinginan membeli Greenland ditolak
- Lautan es di Greenland meleleh secara tidak lazim, peneliti peringatkan dampaknya ke dunia
- Puluhan 'danau tersembunyi' ditemukan di bawah lapisan es Greenland
Tapi, mengapa Trump ingin membeli kawasan yang dimiliki negara lain?

Minyak dan gas yang berlimpah
Greenland adalah bagian dari Arktik. Diperkirakan 13% dari cadangan minyak dunia yang belum ditemukan serta 30% cadangan gas dunia yang belum ditemukan berada di bawah Arktik.
Greenland juga diyakini memuat sumber mineral yang kaya, seperti batubara, zinc, tembaga, dan bijih besi.
Fakta ini berkaitan dengan Trump.
Pada Maret 2017, dia menandatangani surat perintah kepada setiap wilayah AS untuk melonggarkan aturan soal bahan bakar fosil sehingga dapat ditambang, digali, dan digunakan di AS.
Dia tidak percaya bahwa perubahan iklim merupakan ancaman sehingga memutuskan menarik AS keluar dari Kesepakatan Paris pada 2017.

Real estat
Donald Trump gemar mengoleksi properti. Adapun Greenland punya banyak lahan kosong dan, faktanya, Greenland adalah wilayah yang paling jarang penduduk.
Terdapat sekitar 56.500 orang yang bermukim di lahan seluas 2,1 juta kilometer per segi.
Sebagai perbandingan, Inggris dihuni 67,5 juta orang, meskipun luas lahannya sembilan kali lebih kecil.