Obama desak warga Amerika untuk tolak 'bahasa pemimpin yang dukung iklim ketakutan dan kebencian'
Mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama mendesak warga Amerika untuk menolak bahasa dari pemimpin manapun yang memicu kebencian dan "mendukung
Trump mendesak adanya hukum darurat yang memungkinkan pejabat penegakan hukum untuk mengambil senjata dari orang-orang yang diyakini membahayakan diri mereka sendiri dan orang-orang lain.

Trump mengatakan badan pemerintahan harus bekerja sama dan mengidentifikasi orang-orang yang melakukan tindakan kekerasan, mencegah mereka mendapatkan akses ke senjata dan juga mengusulkan pemenjaraan paksa sebagai cara untuk menghentikan orang yang dapat melakukan penyerangan.
Dia juga mengatakan dirinya telah meminta kementerian kehakiman untuk mengajukan undang-undang guna memastikan pelaku kejahatan kebencian dan pembunuhan massal dihukum mati.
Presiden mengkritik internet dan pemainan video yang "mengerikan" karena mendukung kekerasan di masyarakat.
"Sekarang terlalu mudah bagi anak muda bermasalah untuk mengelilingi diri mereka dengan budaya yang mendukung kekerasan," katanya. "Kita harus menghentikan atau sangat mengurangi hal ini dan ini harus segera dimulai."
- Selebriti kecam penembakan minoritas di Amerika
- Sedikitnya 10 tewas dalam penembakan di Amerika Serikat
- Penembakan di sekolah AS: Seorang siswa tewas, dua pelajar jadi tersangka
Tetapi Trump tidak menyinggung kritikan terhadap retorika kerasnya sendiri menentang menentang imigrasi gelap. Pernyataan Trump ini disebut para penentangnya menyebabkan naiknya serangan bermotif rasisme.
Trump dikritik ketika dirinya salah menyebut kota di Ohio sebagai tempat penembakan. Kejadian yang menyebabkan sembilan orang meninggal, terjadi di Dayton tapi Trump menyebutnya di Toledo.
"Semoga Tuhan memberkati orang-orang yang menjadi korban di Toledo, semoga Tuhan melindungi mereka. Semoga Tuhan melindungi semuanya dari Texas sampai Ohio," katanya sebelum turun dari panggung.

Apa yang terjadi di Texas dan Ohio?
Penembakan hari Sabtu di Walmart, El Paso, Texas, menewaskan 22 orang dan menyebabkan 24 lainnya luka-luka.
Terduga pelaku ditangkap, bernama Patrick Crusius, adalah penduduk kota Allen, dekat Dallas. Dia diyakini sebagai penulis dokumen yang ditaruh di internet sebelum penembakan yang menyatakan serangan tersebut sebagai "respons terhadap invasi orang Amerika Latin terhadap Texas".
Kemudian pada Minggu (04/08) dini hari, seorang pria bersenjata membunuh saudara perempuan dan delapan orang lainnya di Dayton, Ohio. Dua puluh tujuh orang lainnya luka-luka.