Indonesia Open: Sisakan ganda putra, mampukah Indonesia saingi China dan Jepang dalam tahun-tahun mendatang?
Dalam waktu hampir satu dekade belakangan, secara keseluruhan, tim nasional bulu tangkis Indonesia masih berada di belakang tim China dan Jepang.
Dalam waktu hampir satu dekade belakangan, performa para pebulu tangkis Indonesia jauh di belakang tim China dan Jepang. Meski unggul di nomor ganda putra, prestasi tunggal dan ganda putri Indonesia yang rendah, menahan Indonesia pada posisinya.
Hal ini dibuktikan pada turnamen terkini. Seusai babak perempat final Indonesia Open 2019 (19/07), Indonesia hanya memiliki dua wakil di nomor ganda putra, yakni Marcus Fernaldi dan Kevin Sanjaya serta Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan.
Seluruh tunggal putra, tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran berguguran sejak babak 16 besar.

Kondisi ini sesuai dengan data Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Setelah prestasinya anjlok sekitar tahun 2015, badminton Indonesia mencatatkan peningkatan pencapaian pada nomor ganda putra dan tunggal putra, yang bahkan menyalip dominasi China dan Jepang.
- Lee Chong Wei gantung raket: 'Saya berjuang habis-habisan untuk negara'
- Asian Games 2018: Apakah sport science telah mendongkrak prestasi olahraga Indonesia?
- Bulu tangkis Asian Games 2018: Gagal akhiri panceklik emas sejak 1998, tim putra Indonesia sabet perak

Sektor ganda putra diperkuat Marcus Fernaldi dan Kevin Sanjaya atau yang akrab disapa duo "Minions", ujar pengamat bulu tangkis dan wartawan senior, Broto Happy.
Marcus dan Kevin telah bertengger di posisi puncak dunia selama kurang lebih dua tahun.
Pasangan ganda putra yang lebih senior dan juara All England 2019, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, juga masih bertengger di 10 besar dunia.
Pada kategori ini, pencapaian Indonesia semakin trengginas melalui sokongan Fajar Alfian dan Muhammad Rian.
"Hadirnya pemain-pemain ganda yang berkualitas bisa menjaga prestasi Indonesia," ujar Broto.

Selain itu, kata Broto, kategori tunggal putra kedatangan bakat-bakat baru, seperti Jonathan Christie, juara Asian Games 2018; dan Anthony Ginting, juara China Open 2018.
Putri Indonesia jauh di bawah China dan Jepang
Di sisi lain, meski menunjukkan perbaikan, nomor tunggal dan ganda putri masih jauh berada di bawah China dan Jepang.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Achmad Budiharto, salah satu penyebab rendahnya prestasi tim putri dibanding tim putra adalah karena jumlah pebulu tangkis perempuan yang lebih sedikit.
"Ibarat piramida, kalau sources-nya banyak, seleksinya juga akan semakin ketat, sehingga munculnya (pemain berkualitas) semakin banyak," kata Achmad.

"Makin banyak pemain bagus, persaingan semakin bagus, sehingga waktu naik ke level dunia pun mereka punya peluang yang lebih baik."