Selasa, 7 Oktober 2025

Buntut Kasus Khashoggi, Warga Arab Saudi Boikot Produk Turki dan Dilarang Berlibur ke Negara Itu

Kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang membuat keretakan hubungan antara Arab Saudi dan Turki diyakini bakal berimbas ke sektor ekonomi.

Editor: Hasanudin Aco
AFP/OZAN KOSE
Wilayah di sekitar gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki ditutup polisi untuk kepentingan penggeledahan terkait hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi. 

Sebuah video memperlihatkan Gubernur Riyadh Faisal bin Bandar menolak tawaran untuk menyesap kopi Turki sebelum muncul berita tentang kasus Khashoggi.

Ajlan al-Ajlan, Ketua Kamar Dagang dan Industri Riyadh, merupakan figur yang cukup keras untuk menyerukan adanya boikot melalui kicauan di Twitter Juni lalu.

Ajlan mengatakan, aksi itu terjadi karena pemerintah Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan terus memusuhi dan menyerang kepemimpinan Saudi.

"Kami berseru dengan lebih keras supaya mereka diboikot di segala area. Impor, lapangan pekerjaan, maupun berhubungan dengan perusahaan Turki," ujar Ajlan.

Ketegangan itu dimulai setelah Turki mengumumkan Khashoggi dibunuh dan terus menekan Riyadh untuk memberi informasi mengenai pelaku maupun keberadaan jenazahnya.

Sementara Badan Intelijen Pusat AS (CIA) menyakini Putra Mahkota berjuluk MBS itu yang memerintahkan kontributor jurnalis Washington Post tersebut dibunuh. Namun, hal ini dibantah Saudi. (Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buntut Kasus Pembunuhan Khashoggi, Arab Saudi Serukan Boikot ke Turki"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved