Sabtu, 4 Oktober 2025

Mengunjungi Footscray Community Arts Centre, Ruang Bagi Seniman Tampilkan Karya

Sebanyak 33 karya seni terpajang saat memasuki Footscray Community Arts Centre, Melbourne.

Tribunnews.com/Ferdinand Waskita
Footscray Community Arts Centre 

TRIBUNNEWS.COM, MELBOURNE - Sebanyak 33 karya seni terpajang saat memasuki Footscray Community Arts Centre, Melbourne.

Karya seni tersebut merupakan finalis Footscray Art Prize 2019.

Pemenang kompetisi tersebut yakni seniman Megan Evans yang menampilkan fotografi digital berjudul Parlour.

Seniman Megan Evans yang menampilkan fotografi digital berjudul Parlour.
Seniman Megan Evans yang menampilkan fotografi digital berjudul Parlour. (Tribunnews.com/Ferdinand Waskita)

Foto tersebut menampilkan dua wanita bergaya era kolonisasi dengan detil yang sangat kuat.

"Tempat duduk berdarah, ada darahnya untuk menggambarkan kolonialisme," kata pemandu di galeri tersebut.

Awalnya, kawasan Footscray merupakan tempat penjagalan sapi.

Koleksi Footscray Community Arts Centre
Koleksi Footscray Community Arts Centre (Tribunnews.com/Ferdinand Waskita)

Namun, warga yang tinggal disitu menginginkan para pekerja memiliki akses ke pendidikan, kesehatan dan seni.

"Tempat ini salah satunya yang berkontribusi di seni sejak 1974," katanya.

Sementara CEO and Director Footscray Community Arts Centre, Martin Paten menyebutkan fasilitas di tempat tersebut.

Fasilitas tersebut antara lain kafe, ruang teater berkapasitas 80 kursi dan studio produksi.

CEO and Director Footscray Community Arts Centre, Martin Paten (kanan)
CEO and Director Footscray Community Arts Centre, Martin Paten (kanan) (Tribunnews.com/Ferdinand Waskita)

Martin mengatakan awalnya terdapat 100 seniman yang tinggal di kawasan ini. Footscray menjadi markas seniman.

"Tapi banyak yang melihat dekat pusat kota jadi banyak yang pindah," kata Martin.

Footscray juga memiliki ruang teater di halaman belakan yang berlatar sungai dan pusat kota Melbourne.

Pada bagian belakang terdapat lukisan bergambar wajah Larry Walsh, salah seorang tokoh aborigin yang sering memberikan masukan kepada komunitas tersebut.

"Ini jadi contoh kita saling menghormati," kata Martin.

Footscray Community Arts Centre
Footscray Community Arts Centre (Tribunnews.com/Ferdinand Waskita)

Martin lalu mengajak rombongan jurnalis media visit Kedubes Australia ke ruang di dalam.

Ruangan tersebut ramah bagi penyandang disabilitas serta ruang besar untuk penampilan para seniman.

"Fasilitas disini juga untuk menghargai penyandang disabilitas sehingga bisa terhubung semua," kata Martin.

Sementara di lantai bawah terdapat tempat yang disewakan serta ruang pengetahuan dan seni untuk anak kecil.

Baca: Menelusuri Indahnya Seni Mural dan Grafiti di Jalanan Melbourne

Baca: Mencoba Tram Melbourne Hingga Lezatnya Sarapan di Kafe The Quarter

Salah satu acara yang digelar di Footscray bertemakan Wominjeka yang berarti Selamat Datang.

Kemudian terdapat panggung musik bagi seniman yang tidak dapat pentas di pusat kota.

"Kita disini hanya menyediakan network," ujar Martin.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved