Chelsea vs Arsenal: Mahalnya tiket pesawat dan 'keselamatan' pemain bayangi final Liga Europa di Azerbaijan
Sejumlah masalah membayangi final Liga Europa di Baku, Azerbaijan, mulai dari mahalnya tiket pesawat hingga pemain Arsenal Henrikh Mkhitaryan
Kota yang menggelar perhelatan laga final sepak bola biasanya dibanjiri pendukung tim yang berlaga.
Madrid, misalnya, yang menjadi tuan rumah final Liga Champions pada 1 Juni, hampir dipastikan akan didatangi pendukung bola dari Inggris, yang ingin menyaksikan secara langsung pertandingan antara Tottenham melawan Liverpool.
Namun, tidak demikian halnya dengan Baku, ibu kota Azerbaijan, yang menggelar babak final Liga Europa yang mempertemukan Chelsea dan Arsenal.
Diperkirakan Chelsea dan Arsenal masing-masing hanya membawa 3.000 pendukung ke Baku, walaupun kapasitas stadion hampir 70.000 tempat duduk.
Penyebab minimnya suporter di laga final ini adalah masalah keuangan dan lingkungan.
- Liga Europa: Chelsea jumpa Arsenal di final, pastikan Inggris dominasi kompetisi Eropa
- Usai menang di Eropa, Mourinho: 'Cukup sudah, saya tak mau urusi bola'
- Liga Champions: Singkirkan Ajax, Tottenham hadapi Liverpool di final
Harga tiket dan akomodasi meroket sementara tak banyak penerbangan langsung untuk rute dari Inggris ke Baku.
Penerbangan tidak langsung mengelurkan karbon lebih banyak, sesuatu yang dihindari oleh pendukung yang sadar lingkungan.
Membangun citra melalui olahraga

Banyak yang mempertanyakan mengapa otoritas sepak bola Eropa menunjuk Baku sebagai tuan rumah final Liga Europa. Bagaimana negara kecil bekas Uni Soviet menggelar pertandingan sepak bola yang penting?
Jawabannya: minyak.
Beberapa tahun lalu, Azerbaijan menyadari citra mereka di panggung internasional tidak begitu baik. Negara ini dikenal karena minyak dan catatan hak asasi manusia yang buruk.
Mereka sadar uang dari minyak bisa dipakai untuk mengalihkan perhatian dari masalah HAM. Dan mereka memutuskan untuk melakukannya melalui olahraga.
Belum lama ini mereka menggelar Pesta Olahraga Solidaritas Islam dan Formula 1 untuk kedua kalinya.
Pada 2012, negara berpenduduk sembilan juta orang ini menjadi tuan rumah kontes menyanyi Eurovision. Tiga tahun kemudian menggelar Pesta Olahraga Eropa yang pertama.
Mereka juga mengajukan diri menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas untuk tahun 2016 dan 2020 meski gagal.