Rabu, 1 Oktober 2025

Lolos Dari 'Kelinci Percobaan' Departemen Pertanian AS, Begini Nasib 14 Ekor Kucing Untuk Riset

Departemen Pertanian Amerika Serikat, Selasa (2/4/2019), mengumumkan tidak akan menggunakan kucing dalam berbagai risetnya.

Editor: Hendra Gunawan
AFP/Jim Warson
Inilah Pusat Penelitian Departemen Pertanian AS di Beltsville, Maryland. Di tempat inilah ribuan ekor kucing menjadi kelinci percobaan dalam penelitian toxoplasma. Usai digunakan untuk penelitian kucing-kucing itu kemudian disuntik mati meski dalam kondisi sehat. Akibatnya, tempat ini kemudian disebut sebagai pejagalan kucing.(AFP/JIM WATSON) 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Departemen Pertanian Amerika Serikat, Selasa (2/4/2019), mengumumkan tidak akan menggunakan kucing dalam berbagai risetnya.

Selama lebih dari tiga dekade, di sebuah laboratorium di Beltsville tak jauh dari Washington DC, para ilmuwan memberi makan kucing dengan daging yang terkontaminasi parasit toxoplasma gondii.

Menurut The White Coat Waste Project (WCWP), para ilmuwan kemudian memeriksa kotoran kucing untuk memastikan keberadaan toxoplasma dalam daging yang dimakan hewan itu.

Tiga pekan setelah uji coba itu, para ilmuwan itu kemudian akan menyuntik mati kucing-kucing tersebut meski mereka dalam kondisi sehat. Masih menurut WCWP, setidaknya 3.000 ekor kucing digunakan sebagai "kelinci percobaan" sejak 1982.

Baca: Survei Roy Morgan: Pemilih Pria Prabowo Melonjak, Pemilih Wanita Jokowi Meningkat

Baca: Maruf Amin Menilai Jawa Barat Wilayah Pertempuran Sebenarnya

Organisasi ini mengungkap praktik "jagal kucing" ini pada Mei 2018. Program ini meski tak dirahasiakan tetapi tak diketahui publik secara umum.

"Kami sungguh terkejut karena selama ini kami menyangka kucing tidak pernah dalam kondisi berbahaya," kata Justin Goodman, wakil presiden WCWP.

WCWP adalah organisasi yang fokus melindungi ribuan kucing dan anjing yang digunakan di berbagai laboratorium pribadi dan universitas di seluruh AS.

Bagian lain yang cukup mengejutkan dari laporan WCWP yang dirilis Maret lalu mengungkap bahwa selama satu dekade, hingga 2015, Departemen Pertanian juga membeli ribuan bangkai anjing dan kucing dari China, Vietnam, Ethiopia, Kolombia, dan negara-negara lain.

Bangkai-bangkai kucing dan anjing ini kemudian digunakan untuk memberi makan kucing-kucing yang menjadi "kelinci percobaan".

Menyusul investigasi yang dilakukan WCWP itu, para politisi kemudian mendorong pembuatan undang-undang untuk mengakhiri praktik ini.

Dalam sebuah momen langka di mana 60 politisi Partai Republik dan Demokrat sama-sama menandatangani "Undang-undang Kucing" untuk menghentikan program ini.

"Para pembayar pajak seharusnya tidak dibebani untuk mendanai penyiksaan kucing yang dilakukan pemerintah," kata anggota kongres dari Partai Republik, Matt Gaetz.

Di bawah tekanan politik itu, Departemen Pertanian AS mengatakan, penggunaan kucing sebagai bagian dari layanan riset pertanian (ARS) tidak dilanjutkan dan tidak akan dilakukan lagi.

"Ini adalah kemenangan besar bagi kucing dan para pembayar pajak," kata anggota Kongres dari negara bagian Nevada, Dina Titus.

Kini sebanyak 14 ekor kucing tersisa di laboratorium departemen pertanian akan diadopsi para staf departemen.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved