Selasa, 30 September 2025

Mantan Diplomat Korut Puji Tindakan Trump saat Bertemu Kim Jong Un di Hanoi

Diplomat yang buron itu kemudian menuduh Kim Jong Un hanya tertarik pada penyelamatan dirinya sendiri saja

Penulis: Fitri Wulandari
Sputnik News
Mantan Diplomat Korut yang membelot ke Inggris pada 2016 silam, Thae Yong-ho 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam dihentikan seketika pada 28 Februari lalu tanpa tercapainya kesepakatan.

Beragam spekulasi dan tanggapan pun bermunculan, termasuk dari mantan Diplomat Korut yang membelot ke Inggris pada 2016 silam, Thae Yong-ho.

Baca: Galeri foto: Apa yang dilakukan Kim Jong-un di Vietnam setelah gagalnya KTT Trump-Kim?

Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (2/3/2019), ia memuji sikap Trump. Ia menilai Trump melakukan tindakan yang 'sangat benar' dalam menegaskan persyaratan yang dipegangnya itu.

Menurut Fox News, pembicaraan antara kedua pemimpin negara itu seketika berakhir saat mereka menemui jalan buntu.

Hal itu karena Kim Jong Un menuntut 'miliaran dolar' sebagai bantuan sanksi atau imbalan atas penutupan fasilitas nuklir.

Thae menjelaskan penerapan sanksi yang didukung Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terhadap Korut merupakan satu-satunya upaya yang membuat Kim Jong Un harus menahan langkahnya terkait uji coba senjata nuklir dan rudal.

Ia bahkan menanggapi pertemuan puncak sebelumnya antara kedua pemimpin AS dan Korut itu, yang berlangsung di Singapura pada Juni lalu.

Thae menyebut pertemuan tersebut sebagai 'kegagalan besar', namun ia tetap meyakini bahwa Trump bisa membuat keputusan dan arahan yang sangat tepat setelah KTT Hanoi.

Diplomat yang buron itu kemudian menuduh Kim Jong Un hanya tertarik pada penyelamatan dirinya sendiri saja.

Ia juga meyakini bahwa Korut tidak akan melepaskan nuklirnya.

Baca: KTT Trump-Kim: Korut meminta pencabutan sebagian sanksi

Terlepas dari semua hal itu, Thae memprediksi sistem yang berlaku di Korut tidak akan bertahan lama.

Namun dengan adanya pemerintahan di bawah kendali Kim, ia menilai bahwa perubahan itu membutuhkan waktu hingga 20 tahun lamanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved