Selasa, 7 Oktober 2025

Krisis Venezuela: Maduro blokir bantuan, kota perbatasan rusuh

Kerusuhan pecah di kota perbatasan Venezuela karena Presiden Nicolas Maduro memblokir bantuan kemanusiaan yang disalurkan melalui Kolombia dan

Pada Sabtu, warga Venezuela berusaha melintasi perbatasan untuk mengambil bantuan kemanusiaan, termasuk di antaranya makanan dan obat-obatan.

Namun pasukan keamanan menghalangi dan menembakkan gas air mata pada para sukarelawan. Di sisi lain, warga yang marah membakar pos pengawasan serta melemparkan batu pada tentara dan pasukan anti huru-hara.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan dua orang, termasuk remaja berusia 14 tahun, tewas tertembak saat kerusuhan pecah di Santa Elena de Uairen, dekat perbatasan Brasil. Sementara dua orang lainnya juga dilaporkan tewas pada Jumat di wilayah yang berdekatan.

Amnesty International menyebut penggunaan senjata api terhadap demonstran melanggar hak asasi manusia, dan termasuk kejahatan dalam hukum internasional.

Selain itu, terdapat laporan bahwa beberapa truk yang mengangkut bantuan kemanusiaan dibakar. Tindakan yang disebut Guaidó melanggar Konvensi Jenewa.

Pemerintah Kolombia memperkirakan, hingga pukul 19.00 waktu setempat (06.00 WIB), jumlah yang terluka akibat kerusuhan perbatasan sekitar 300 orang.

Jurnalis di lokasi melaporkan beberapa demonstran mengalami luka parah, termasuk kehilangan penglihatan akibat gas air mata.

A demonstrator kneels down in front of security forces in Urena, Venezuela
Reuters
Pemerintah Kolombia memperkirakan jumlah penduduk sipil yang terluka akibat kerusuhan di perbatasan sekitar 300 orang.

Guaidó mengunjungi Jembatan Tienditas di sisi Kolombia di perbatasan, di mana dia membujuk pasukan keamanaan Venezuela untuk meninggalkan pos mereka dan menjanjikan "amnesti" jika mereka bergabung dengan "pihak yang benar".

Setidaknya 60 tentara membelot ke pihak Guaidó pada Sabtu malam, menurut layanan imigrasi Kolombia. Meskipun begitu, mayoritas militer masih setia pada Presiden Maduro.

Sebuah video yang beredar di media sodial memperlihatkan empat orang tentara membelot dari pihak Maduro dan mendukung Guaidó.

"Kami adalah ayah dan anak, kami sudah cukup merasakan ketidakpastian dan ketidakadilan," kata mereka dalam video tersebut.

Apa reaksi Maduro?

Presiden Maduro terus membantah klaim Guaidó sebagai presiden sementara. Dia juga tidak mengindahkan seruan internasional untuk melakukan pemilu.

Dia menuding Guaidó sebagai "boneka", seorang "pion Amerika", "badut" dan "pengemis imperial".

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved