Rabu, 1 Oktober 2025

Di masa depan peretas akan bisa 'menyandera' ingatan di otak kita

Sepuluh tahun dari sekarang, susuk peningkat ingatan akan tersedia untuk umum, tetapi salah satu risikonya adalah benda ini dapat dengan mudah

Jika ilmuwan berhasil mendekode sinyal syaraf ingatan kita, maka skenarionya tidak terbatas: pikirkan intelijen berharga yang dapat peretas asing kumpulkan dengan membobol server rumah sakit veteran Washington DC, misalnya.

Pada penelitian tahun 2012, para peneliti Universitas Oxford dan University of California-Berkeley berhasil mengetahui informasi seperti nomor PIN dan kartu bank hanya lewat pengamatan gelombang otak orang yang mengenakan headset permainan populer.

Penyanderaan otak
Getty Images
Peretas dapat menargetkan orang terkenal atau kelompok tertentu.

Mengendalikan masa lalu

"Penyanderaan otak dan perubahan ingatan dengan maksud buruk menimbulkan sejumlah tantangan keamanan, sebagian cukup baru dan unik," kata Dmitry Galov, seorang peneliti di perusahaan keamanan siber Kaspersky Lab.

Kaspersky dan peneliti Universitas Oxford bekerja sama dalam sebuah proyek untuk memetakan kemungkinan ancaman dan cara penyerangan terkait dengan teknologi baru ini.

"Bahkan pada tingkat perkembangan saat ini - yang lebih maju dari perkiraan orang - jelas terdapat ketegangan antara keamanan dan keselamatan pasien," demikian disebutkan laporan merekaThe Memory Market: Preparing for a future where cyberthreats target your past.

"Bukannya tidak memungkinkan untuk membayangkan pemerintahan otoriter masa depan berusaha mengubah sejarah dengan mencampuri ingatan orang. Jika mereka tidak bertingkah laku dalam cara yang tidak mereka inginkan, kita bisa menghentikan mereka dengan menstimulasi bagian otak yang memicu emosi buruk," kata Galov kepada BBC.

Sebaliknya, mereka dapat mendorong tingkah laku dengan menstimulasi bagian otak yang memicu kenikmatan dan kebahagiaan.

Hubungan komputer otak.
Getty Images
Akses kepada otak manusia dapat mengontrol emosi dan tingkah laku.

Akses tanpa izin

Meretas alat kedokteran yang terkoneksi bukanlah ancaman baru. Tahun 2017, pemerintah AS menarik 465.000 pacu jantung setelah memandangnya peka serangan keamanan siber.

Food and Drug Administration (FDA) mengatakan orang yang bermaksud buruk dapat merusak peralatan, mengubah detak jantung seseorang atau menghabiskan batere, sehingga berisiko menyebabkan kematian.

Memang tidak terjadi masalah, tetapi FDA menyatakan, "Karena alat kedokteran semakin terhubung lewat internet, jaringan rumah sakit, peralatan kedokteran lainnya dan telepon pintar, terjadi peningkatan risiko penyalahgunaan kepekaan keamanan siber, sebagian dapat mempengaruhi pengoperasian alat kedokteran."

Ini adalah masalah bagi sejumlah bidang kedokteran dan Kaspersky percaya di masa depan akan semakin banyak peralatan yang akan terkoneksi dan dikendalikan dari jauh dengan mesin. Para dokter baru akan dipanggil untuk mengambil alih dalam keadaan darurat.

Pindaian di tablet.
Getty Images
Dokter dan pembuat TI perlu bekerja sama untuk memperbarui keamanan, menurut Galov dan Pycroft.

Pertahanan siber

Untungnya, memperkuat keamanan siber sejak tahap perancangan dan perencanaan alat dapat mengatasi sebagian besar risiko.

Tetapi tindakan yang paling penting, kata Galov, adalah mendidik tenaga kedokteran dan pasien untuk berhati-hati, dengan misalnya memakai password yang kuat.

Manusia merupakan "salah satu kelemahan terbesar" karena kita tidak bisa meminta dokter menjadi ahli keamanan siber dan "sistem apapun hanya akan seaman bagian terlemahnya".

Pycroft mengatakan di masa depan susuk akan menjadi semakin rumit dan lebih banyak dipakai untuk mengatasi keadaan yang lebih luas.

"Pertemuan berbagai faktor ini kemungkinan akan mempermudah dan membuat para peretas lebih tertarik untuk merekayasa susuk pasien," katanya.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved