Laga-laga panas Piala Asia 2019 yang merembet sampai ke luar lapangan
Pertandingan sepak bola Piala Asia yang berlangsung di Uni Emirat Arab memiliki dampak geopolitik dan diplomatik, dan akan menghadirkan sejumlah
Arab Saudi v Qatar. Jordania v Suriah. Cina v Filipina.
Nama-nama negara di atas bukan hanya contoh negara yang punya ketegangan hubungan diplomatik, namun negara-negara ini akan saling berhadapan dalam babak grup Piala Asia AFC (Asia Football Confederation) 2019.
Turnamen sepak bola ini akan berlangsung di Uni Emirat Arab sampai tanggal 1 Februari mendatang.
- Siapa Sunil Chhetri, striker India yang cetak lebih banyak gol dibanding Messi?
- Timor Leste kena sanksi AFC karena menurunkan pemain asing
- AFC dukung Qatar tetap jadi tuan rumah 2022
Tetapi Piala Asia, yang mulai diselenggarakan sejak 1956 juga merupakan persaingan di luar lapangan bola dan mencakup sengketa teritorial, konfrontasi agama dan bahkan perang proxi yang membuat rumit persaingan antara 24 tim yang ikut serta.
Inilah sejumlah pertandingan yang paling sengit, termasuk di luar lapangan.

Luka perang lama
"Ini adalah salah satu situasi paling tidak bersahabat yang pernah saya alami sejak menjadi manajer para pemain."
Seperti itulah kata-kata legenda Brasil, Zico saat menggambarkan final Asian Cup antara Jepang dan Cina pada tahun 2004 di Beijing. Ketika Zico, yang padahal sebenarnya sudah terbiasa dengan antagonisme sepak bola Amerika Selatan itu, menjadi manajer Jepang.
Pertandingan tersebut dinodai ketidaksukaan Cina terhadap aksi Jepang di Asia Timur pada permulaan abad 20 dan Perang Dunia Kedua.
- AFC sambut dibolehkannya pemain berjilbab
- Sheikh Bahrain, Presiden baru AFC
- Soal PSSI diserahkan ke AFC

Saudi dan Iran, musuh bertemu
Permusuhan Arab Saudi dengan Iran berada pada urutan teratas persaingan sepak bola yang diwarnai politik.
Persaingan olah raga sudah lama berlangsung - kedua tim telah tiga kali memenangkan Piala Asia AFC. Saudi terakhir kali memenangkannya pada tahun 1996, tetapi ketidaksukaan lebih terkait dengan hubungan geopolitik kedua negara.
Saat ini ketegangan terutama karena perang di Suriah, di mana Teheran mendukung pemerintahan sesama Islam Syiah, Bashar Al-Assad.
Ketidaksukaan terjadi juga di lapangan. Pada tahun 2016, Arab Saudi mengumumkan tidak akan bertanding di Irak setelah terjadinya penyerangan terhadap misi diplomatik negara itu di Teheran.
- Mohamed bin Hammam diskor oleh AFC
- AFC dukung penyelidikan skor Bahrain-Indonesia
- Ketua AFC desak pencabutan larangan jilbab
Kisah dua Korea
