Laga-laga panas Piala Asia 2019 yang merembet sampai ke luar lapangan
Pertandingan sepak bola Piala Asia yang berlangsung di Uni Emirat Arab memiliki dampak geopolitik dan diplomatik, dan akan menghadirkan sejumlah
"(Tetapi) pada akhirnya, olah raga adalah suatu pesan perdamaian," kata Ali al-Salat dari Qatar Football Association's (QFA).

Pertandingan pelik Cina
Cina ditempatkan di Grup C bersama-sama Korsel. Tetapi pertandingan melawan Filipina pada tanggal 11 Januari yang lebih dicemaskan di luar lapangan.
Filipina adalah salah satu negara yang menyatakan kedaulatan pada Kepulauan Spratly, kepulauan Laut Cina Selatan di tengah pertikaian wilayah dengan Beijing.
Vietnam adalah negara lain di kompetisi ini yang juga menyatakan kedaulatan atas Spratly.

Iran dan Yaman tidak akur
Iran bersama-sama dengan Irak dan Yaman, dan juga Vietnam berada di Grup D.
Meskipun hubungan dengan Irak membaik sejak jatuhnya Saddam Hussein (2003) dan dengan terpilihnya pemerintahan yang didominasi Syiah. Tetapi Teheran tidak bisa mengatakan hal yang sama terkait dengan Sana'a.
Hubungan mendingin sejak Revolusi Iran tahun 1979 - Shah Mohammad Reza Pahlavi yang digulingkan, mendukung pejuang Yaman yang menentang kelompok militan Marxist pada tahun 60-an.
Tetapi dukungan Iran terhadap pemberontak Houthi di Yaman yang menentang pemerintahan yang didukung Arab Saudi semakin memperburuk hubungan.

Urusan Suriah
Kehadiran Suriah di kompetisi terjadi setelah kualifikasi Piala Dunia 2018, ketika negara Arab itu nyaris tidak lolos.
Pada AFC Cup tahun ini mereka ditahan pada skor seri 0-0 oleh Palestina.