Selasa, 7 Oktober 2025

Bonus yang tak sepadan di ajang Paralympic Asian Games

Gelaran Paralympic Asian Games 2018 menyisakan persoalan terkait perolehan bonus, yang disebut pelatih cabang para cycling tak sesuai dengan

Gelaran Paralympic Asian Games 2018 menyisakan persoalan terkait perolehan bonus.

Pelatih cabang olahraga Para Cycling atau balap sepeda, Puspita Mustika Adya, geram karena bonus yang ia terima pada 20 Desember lalu, sebesar Rp137.5 juta, tak sepadan dengan raihan medali yang didapat yakni 1 emas, 8 perak, dan 8 perunggu.

Saat menerima langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, Puspita, sudah menaruh curiga karena ia disebutkan hanya berkontribusi pada perolehan dua medali perunggu dari nomor men's team sprint dan men's road race.

"Makanya, kalau saya dibilang hanya perunggu, pasti marah. Kan saya kepala pelatih dan saya yang bikin program untuk semua atlet yang cabangnya berbeda-beda itu," ujar Puspita kepada BBC News Indonesia, Jumat (28/12).

"Saya nggak milih-milih atlet dalam melatih, sebab pelatihnya terbatas. Jadi mau nggak mau saya terjun langsung. Ada 14 anak, ya saya bikin 14 program," sambungnya.

Beberapa program yang ia rancang untuk tiga kategori yakni Handbike, Cycling, dan Blind Tandem.

Salah satu keberhasilan termasuk Muhammad Fadli Immamudin yang meraih emas untuk cabang olahraga balap sepeda, kata dia, berkat didikannya.

"Memangnya Fadli yang dapat emas itu siapa yang pegang? Dia saya yang temukan," pungkasnya.

Dengan landasan itu, ia mempertanyakan skema pembagian bonus oleh National Paralympic Committee (NPC) namun tak kunjung menerima penjelasan.

Sementara di situs kemenpora.go.id sebelumnya tercantum Puspita memperoleh bonus Rp675 juta.

"Tapi sudah seminggu saya tanyakan lagi, belum ada penjelasan. Padahal saya cuma mau tahu, mestinya saya dapat berapa? Hitungannya bagaimana? Kalau di website Rp675 juta, lalu setelah ada kasus ini, diubah jadi Rp137.5 juta," imbuhnya.

Selama sepuluh bulan melatih atletnya untuk berlaga di kejuaraan Para Games 2018, Puspita hanya dibantu dua asisten pelatih yakni Erik Suprianto dan Rizan Setyo Nugroho.

Namun dalam SK Asian Games, ada satu nama yaitu Agus Sundardi yang tidak ia kenal sama sekali, turut masuk dalam tim. Nama itu diduga fiktif dan ditengarai menerima bonus.

"Yang masuk dalam SK jelas ada dua asisten pelatih saya. Nah yang nggak masuk dalam SK itu siapa? Nama Agus itu saya nggak pernah berlatih bersama, datang juga tidak."

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved