Selasa, 7 Oktober 2025

Tsunami akibat longsor Anak Krakatau: Bagaimana gunung api dapat jadi pemicu?

Tidak ada seorang pun yang memprediksinya. Tidak ada peringatan apa pun. Namun diyakini bahwa longsor bawah laut di satu sisi gunung api Anak

Area ini akan menjadi subyek penelitian yang intens beberapa minggu ke depan.

Tsunami yang disebabkan tanah longsor -atau ambruknya bebatuan- bisa berskala sangat besar. Dalam catatan geologi, hal tersebut merupakan penyebab dari berbagai bencana besar.

Dalam peristiwa tahun 2017 di Greenland, gelombang setinggi 100 meter yang disebabkan longsoran bebatuan memasuki fyord -celah sempit yang jauh masuk ke darat di pantai daerah pegunungan yang curam dan berbatu-batu- di sisi sebelah barat negeri itu.

Lalu Tsunami yang menerpa Pulau Sulawesi pada September lalu, setidaknya beberapa bagiannya, juga diduga jadi berskala raksasa akibat pergerakan sedimen, baik yang memasuki perairan dari arah pantai atau yang menjelajahi lereng bawah laut di Teluk Palu.


Kemungkinan penyebab tsunami

Salah satu hal yang memilukan dalam kejadian seperti ini adalah melihat video orang-orang yang tidak tahu, bencana apa sebenarnya yang menyongsong mereka.

Jika terjadi gempa bumi besar yang berkaitan dengan erupsi Anak Krakatau, orang-orang itu mungkin dapat mengambil langkah antisipasi.

Walaupun ada laporan aktivitas seismik, tetap tidak cukup signifikan untuk membuat orang bersiap-siap. Mereka harus mengandalkan diri sendiri untuk menyelamatkan diri karena dalam kasus seperti ini, jarak mereka dengan sumber tsunami sangatlah pendek.

penyebab tsunami
BBC

"Buoy tsunami dipasang untuk mengumumkan bahwa terjadi tsunami yang berasal dari gempa bumi pada batas-batas lempeng tektonik. Walaupun terdapat buoy di sekitar Anak Krakatau, buoy itu terlalu dekat dengan garis pantai yang terdampak sehingga, waktu peringatan akan menjadi sangat minim mengingat kecepatan tsunami," Profesor Dave Rothery dari Universitas Terbuka Inggris.

Peristiwa ini dan peristiwa di Palu, di mana orang-orang tidak siap menghadapi bencana, menunjukkan bahwa investigasi lebih jauh dibutuhkan untuk daerah-daerah rawan bencana.

Keluarga korban tsunami Banten
Antara Foto via Reuters
Orang-orang mencari anggota keluarga mereka yang menjadi korban Tsunami di Pandeglang, Banten, 23 Desember 2018.

Riset-riset besar telah menyimpulkan apa yang disebut dengan gempa bumi subduksi dan tsunami, seperti bencana di tahun 20004 yang bersumber dari Palung Sunda, di mana lempeng-lempeng tektonik menukik satu sama lain. Sains perlu memberi perhatian lebih terhadap ancaman-ancaman besar tsunami terhadap daerah-daerah tertentu.

Hal tersebut diungkapkan dalam Rapat Persatuan Geofisik Amerika - pertemuan peneliti sedunia terbesar yang diadakan setiap tahun.

"Fokus akan selalu diberikan kepada daerah yang terdampak," ujar Profesor Hermann Fritz dari Institut Teknologi Georgia, Amerika Serikat, saat konferensi itu.

"Kami selalu memberi perhatian pada Sumatera dan Jawa, dua pulau dengan palung subduksi yang besar. Pusat peringatan selalu berfokus ke sana - karena kita mengalami bencana besar, seperti di Jepang (2011), Chile pada tahun 2010 dan Sumatera pada tahun 2004 ,"kata Hermann Fritz.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved