Hari AIDS sedunia: Kondom, alat proteksi yang tak digunakan akibat stigma
"Stigmatisasi kondom adalah salah satu faktor yang meningkatkan penularan HIV lewat hubungan seks yang berisiko," ujar seorang okter yang sering
Bagaiamanapun, Ronald menyadari masih ada stigma pada penggunaan kondom yang menyebabkan peningkatan kasus infeksi baru HIV di Jawa Barat.
"Stigmatisasi kondom adalah salah satu dan bukan satu-satunya faktor yang meningkatkan penularan HIV lewat hubungan seks yang berisiko," ujar Ronald.
Hal ini disanggah Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Jawa Barat. Menurut Kepala Sekretariat KPA Provinsi Jawa Barat, Iman Tedja, belum ada data pasti yang mendukung argumen tersebut.
"Buktinya hingga saat ini tidak ada pengaduan terkait pembelian kondom di apotek maupun di minimarket. Sehingga hal ini tidak berdasar dalam penggunaan kondom secara luas," papar Iman Tedja.
Sementara itu, tingkat kesadaran populasi kunci menggunakan kondom masih sekitar lima puluh persen, yang masih jauh dari optimal.
Irma (bukan nama asli), seorang pekerja seks yang masih berusia 17 tahun, mengatakan bahwa beberapa kali ia kesulitan meminta kliennya memakai kondom saat berhubungan seks.
"Ada saja alasannya, pokoknya tak mau pakai, tak enak katanya," tutur Irma yang mengaku pernah tertular penyakit seksual akibat pekerjaannnya.
Situasi serupa dialami Dera, 25, yang lalu berusaha memperingati kliennya dengan mengatakan "aku beresiko tinggi karena aku suka dipakai orang banyak bukan hanya satu."
Tingkat penggunaan kondom berdasarkan data Hasil Survey Terpadu Biologis dan Perilaku Tahun 2015 oleh Kemenkes:
- 43,43% Wanita Pekerja Seks (WPS) Langsung (wanita yang menjual seks)
- 40,19% WPS Tidak langsung (yang tidak terdaftar sebagai pekerja seks melainkan dikemas dgn pekerjaan lain seperti SPG, tukang pijat dan pemandu lagu)
- 61,45% Lelaki seks lelaki (LSL, atau gay)
- 55,66% Waria
- 2,50% Penasun (Pengguna narkotika suntik)
- 11,83% Pria Resiko Tinggi
ATM Kondom yang terbengkalai dan gagalnya sosialisasi kondom
Sebanyak 8 unit condom vending machine atau yang disebut ATM Kondom, teronggok hingga berdebu di sudut gudang BKKBN Jabar. Mesin penjualan kondom ini sebagian besar masih tersimpan di dalam dus, belum pernah dibuka sama sekali.
ATM Kondom tersebut disalurkan oleh BKKBN Pusat ke Provinsi Jawa Barat pada 2005. Tujuannya, agar warga pengguna mudah mendapatkannya.
Tadinya ATM Kondom direncanakan akan dipasang di sejumlah titik di Kota Bandung, seperti di kantor-kantor yang banyak pekerja prianya serta di lokalisasi.
Namun, baru dua unit yang dipasang, masyarakat termasuk MUI Jawa Barat keras menolak. Rencana pemasangan ATM Kondom pun kemudian dibatalkan.