Sabtu, 4 Oktober 2025

Rusia Klaim Amerika Telah Mengkonfirmasi Pertemuan Donald Trump dengan Putin Disela KTT G2

Amerika Serikat telah mengkonfirmasi waktu pertemuan antara Presiden Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Editor: Adi Suhendi
NHK World
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (paling kiri) sedang berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Amerika Serikat telah mengkonfirmasi waktu pertemuan antara Presiden Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Mengutip laporan pihak Rusia, Reuters melaporkan, pertemuan Trump dengan Putin akan digelar di sela KTT G2 di Argentina, Sabtu (1/12/2018) mendadatang.

Demikian laporan itu dirilis Kamis (29/11/2018).

Baca: 3 Fakta Terbaru Big Hit Entertainment, Adik Baru BTS

Pertemuan Trump dan Putin ini sempat dikabarkan akan gagal terjadi di tengah konflik antara Rusia dengan Ukraina.

Ancaman batalnya pertemuan disampaikan Trump, Selasa (27/11/2018), ketika berkomentar mengenai agresi Rusia terhadap Ukraina, setelah Rusia menyita tiga kapal angkatan laut Ukraina pada akhir pekan.

Trump mengatakan dirinya bisa membatalkan rencana pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela KTT G20 di Buenos Aires, Argentina pada 30 November hingga 1 Desember mendatang.

Menurut Trump, pembatalan itu karena sikap Rusia yang menagan tiga kapal angkatan laut Ukraina dan krunya, pada akhir pekan lalu.

Baca: MA Sebut Eksekusi Buni Yani Tinggal Tunggu Keluarnya Petikan Putusan

Dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post, Trump mengatakan ia akan menerima laporan lengkap dari tim keamanan nasionalnya terkait tindakan Rusia di perbatasan Timur Ukraina dengan laut hitam.

Dia mengatakan dia akan memutuskannya sesudah memperoleh laporan tersebut.

"Bisa saja saya tidak akan bertemu dengannya (Putin-red)," kata Trump.

Baca: Jenazah John Allen Chau Tak Bakal Dievakuasi dari Pulau Sentinel

Trump menambahkan, "saya tidak suka agresi. Saya tidak ingin sama sekali ada agresi."

Seperti diketahui, ketegangan antara kedua negara meningkat usai Rusia menyerang dan menyita tiga kapal perang Ukraina yang berusaha melewati Selat Kerch dan menangkap 24 pelautnya.

Sebelum ini juga Trump sudah memberi tanggapan.

Trump mengaku tidak setuju dengan tindakan Rusia yang menahan tiga kapal perang Ukraina.

"Kami tidak suka dengan apa yang terjadi," kata Trump seperti dilansir AFP, Senin (26/11/2018).

Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Inggris Theresa May lewat juru bicara, Menteri Luar Negeri Jerman, Inggris, dan Kanada, dan lainnya menyatakan keprihatinan serius.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerukan agar Rusia mengembalikan kapal-kapal Ukraina dan membebaskan para pelaut yang ditahan.

"Eskalasi berbahaya dan pelanggaran hukum internasional," ucapnya dalam sebuah pernyataan.

Dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, Duta Besar AS Nikki Halley memperingatkan tindakan Rusia yang melanggar hukum.

Penyitaan kapal Ukraina di Laut Azov akan menghalangi hubungan normal yang berkembang antara AS dan Rusia.

"AS akan menyambut hubungan normal dengan Rusia. Tapi tindakan tidak sah ini terus membuat hal tersbeut tidak mungkin," ucapnya.

Pemerintah Ukraina memberlakukan darurat militer untuk satu bulan sebagai bagian siaga negara terhadap ancaman tindakan militer dari Rusia.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan darurat militer ini diperlukan untuk memperkuat pertahanan Ukraina karena ada "ancaman serius" dari invasi militer.

"Aku punya dokumen intelijen di tangan saya. Di sini pada beberapa halaman ada deskripsi rinci dari semua pasukan musuh terletak pada jarak secara harfiah beberapa puluhan kilometer dari perbatasan kami. Siap setiap saat untuk invasi langsung dari Ukraina," katanya, menurut Reuters.

Darurat militer ini diambil setelah Rusia menyita tiga kapal angkatan laut Ukraina dan menahan awak kapal sebagai tahanan perang.(Reuters/AP/AFP/Fox)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved