Dukungan Dunia Barat untuk Ukraina, Beri Tekanan Terhadap Rusia
Angkatan Laut Rusia memang telah menyita tiga kapal Ukraina saat melintasi Laut Hitam menuju Laut Azov
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah mengadakan sidang darurat mengenai apa yang disebut Ukraina sebagai 'tindakan agresi' di lepas pantai Krimea, menyusul serangan yang dilakukan Rusia terhadap negara tetangganya itu.
Angkatan Laut Rusia memang telah menyita tiga kapal Ukraina saat melintasi Laut Hitam menuju Laut Azov.
Baca: Rusia Siap-siap Jatuhkan Denda hingga 700 Ribu Rubel ke Google
Dewan Keamanan (DK) PBB pun menggelar pertemuan pada Senin kemarin.
Pertemuan itu dilakukan beberapa jam sebelum parlemen Ukraina meloloskan proposal yang diajukan oleh Presiden Petro Poroshenko untuk memberlakukan situasi darurat militer selama 30 hari.
Menanggapi meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley pun memperingatkan Rusia bahwa perebutan kapal yang terjadi pada hari Minggu lalu di Laut Azov merupakan bentuk pelanggaran berat terhadap wilayah kedaulatan Ukraina.
Ia kemudian mendesak komunitas internasional untuk mengutuk tindakan arogan yang dilakukan oleh Rusia.
Selain itu, Haley juga menegaskan bahwa tindakan pelarangan seperti itu akan semakin mempersulit hubungan antara AS dan Rusia.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (27/11/2018), Rusia sebelumnya mengatakan ada tiga kapal, yakni dua kapal artileri lapis baja berukuran kecil Ukraina dan satu kapal tunda telah memasuki perairan teritorial Rusia secara ilegal.
Wakil Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky menuding Ukraina tengah menggodok ancaman kepada negaranya di Laut Azov menggunakan dukungan dari negara Barat.
Mengacu pada insiden yang terjadi pada hari Minggu kemarin, Polyansky mengatakan Ukraina telah merencanakan provokasi sebelumnya, negara itu juga dituding telah berkoordinasi dengan negara-negara Barat untuk menekan Rusia.
Sedangkan Ukraina mengaku bahwa kapal-kapanya itu tidak melakukan kesalahan, sebaliknya mereka malah menuduh Rusia tengah melakukan agresi militer.
Duta Besar Ukraina untuk PBB Volodymyr Yelchenko menampik tudingan Rusia, ia menegaskan apa yang dikatakan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut merupakan kebohongan yang disampaikan secara terang-terangan.
Yelchenko kemudian memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan negaranya dengan Rusia merupakan ancaman nyata terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Menanggapi insiden tersebut, Kepala NATO Jens Stoltenberg meminta Rusia segera melepaskan kapal dan Pelaut Ukraina, ia juga menyatakan apa yang dilakukan Rusia adalah hal yang tidak benar.
Baca: Krimea Memanas, Berikut Perbandingan Kekuatan Militer Rusia vs Ukraina
"Apa yang kami lihat kemarin sangat serius," kata Stoltenberg dalam konferensi pers yang digelar setelah pertemuan darurat aliansi militer Barat yang diadakan atas permintaan Ukraina itu.
"Tidak ada pembenaran dalam penggunaan kekuatan militer terhadap kapal Ukraina dan personel angkatan laut, jadi kami meminta Rusia segera membebaskan para Pelaut Ukraina dan kapal yang disita kemarin."